Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Minggu, 18 Maret 2012

29 Unit Rumah Di Kabupaten Pangkep Diterjang Angin Puting Beliung


Bencana angin puting beliung melanda wilayah Kampung Lomboka, Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep beberapa waktu kemarin.
Musibah angin puting beliung yang disertai dengan guyuran hujan deras ini memporak-porandakan sedikitnya dua puluh Sembilan unit rumah warga. Dua puluh tujuh unit diantaranya rusak ringan dan dua rumah lainnya rusak berat. Sementara itu, tiga orang warga masyarakat mengalami luka ringan.(*)

Ratusan Unit Rumah Di Kabupaten Kepulauan Selayar Rusak Parah Diterjang Angin Puting Beliung


Kerusakan akibat bencana alam gelombang pasang dan angin puting beliung yang melanda Kabupaten Kepulauan Selayar dalam beberapa pekan terakhir, terus mengalami pertambahan. Di Dusun Appabatu, Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, pertambahan kerusakan dua unit rumah warga masing-masing atas nama  Pako (80 thn) dan Amir (60 thn) menggenapkan jumlah kerusakan rumah di wilayah itu menjadi empat unit. 
Keempat unit rumah tersebut rusak, setelah diterjang badai angin puting beliung. Selain merusak rumah warga, angin puting beliung juga sempat mengakibatkan rusaknya bagian jendela samping Masjid Appabatu, termasuk diantaranya kaca jendela. bagian belakang yang pecah, akibat terpaan angin topan.  
Sementara itu, badai gelombang pasang yang rutin melanda wilayah Dusun Appabatu dan sekitarnya, kembali mengakibatkan retaknya bangunan tanggul yang berada di belakang Masjid. Selain itu, hempasan gelombang pasang juga ikut mengakibatkan terseretnya tumpukan karung-karung pasir yang baru beberapa hari dipasang sebagai tanggul pemecah ombak darurat di kawasan setempat.
Beberapa diantaranya, bahkan mulai sobek diterjang gelombang pasang. Kendati tidak ada korban jiwa dalam insident kerusakan ini, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.     
Informasi kerusakan lain juga diterima dari Kecamatan Pasimasunggu dan Kecamatan Pasimarannu. Di wilayah Kecamatan Pasimarannu, angin topan dilaporkan meluluh lantakkan sedikitnya 50 unit rumah di Desa Lambego.
Laporan senada disampaikan Camat Bontosikuyu, Drs. Suardi yang secara resmi telah menyampaikan laporan ke Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar menyusul terjadinya kerusakan ratusan unit rumah di wilayahnya.
Di Desa Tambolongan, 36 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan. Disusuul, kerusakan 37 unit rumah di Desa Appatanah. Kerusakan terparah kata Suardi terjadi di Desa Polassi yang jumlah kerusakannya mencapai 38 unit rumah.
Terkait musibah angin puting beliung yang melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar dan sekitarnya, aliansi mahasiswa kepulauan telah membentuk posko peduli dan mengumpulkan dana sebesar empat juta rupiah yang selanjutnya akan disalurkan kepada para korban bencana di wilayah Kecamatan Pasimasunggu dan Pasimarannu. (*)

Sabtu, 17 Maret 2012

Tanri Abeng, MBA Sukses Di Dunia Usaha Tak Mengurangi Keinginannya Jadi Guru


Tak banyak putra daerah yang peduli pada kampung halamannya, satu diantara yang sedikit itu adalah Tanri Abeng, MBA. Putra Selayar yang populer dengan sebutan ‘’Manajer Satu Milyar” ini dikenal banyak memberikan perhatian pada daerah kelahiran. Kendati ia sangat merahasiakannya.
            Satu yang tak bisa dirahasiakan adalah sumbangan sarana pendidikan di SMU Andalan Malino. Sebuah perpustakaan yang menelan biaya Rp. 400 juta yang berdiri megah ini merupakan bantuan putra kelahiran Selayar, 7 Maret 1947 ini.
Tak hanya itu, Tanri Abeng berjanji akan memberikan beasiswa bagi siswa yang paling banyak menggunakan fasilitas perpustakaan. Sikap peduli terhadap pendidikan ini menurut beberapa kalangan dianggap sebagai hal yang lumrah.
Tanri Abeng dikenal sangat merasakan bagaimana penderitaannya menuntut ilmu dengan dana yang sangat pas-pasan. Boleh jadi, itu menjadi latar belakannya. ‘’Saya ingin mereka menikmati hasil pembangunan ini,’’ katanya pada wartawan ketika peresmian perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan ‘’Anak Kukang’’ di SMU Andalan Malino beberapa bulan lalu.
            Sejak kecil Tanri Abeng sudah merasakan bagaimana hidup tanpa orang tua. Umurnya baru saja genap 10 tahun ia sudah yatim piatu, lalu dia tinggal dengan sepupunya di Ujungpandang, sekaligus mendapat biaya pendidikan.
Ketika ia duduk dikelas tiga SMEA, tepatnya tahun 1961 Tanri Abeng mengikuti program pertukaran pelajar Indonesia-Amerika, AFS. Selama setahun ia tinggal bersama keluarga Wallace Gibson, yang kemudian menjadi orangtua angkatnya.
            Usai program AFS itu, Tanri Abeng kembali ke Ujungpandang dan masuk pada Fakultas Ekonomi Unhas. Keakraban yang diciptakan dengan orang tua angkatnya menjadikan ia dirindukan di Amerika.
Atas upaya orang tua angkatnya pula, Tanri Abeng kembali ke Amerika menuntut ilmu sampai meraih gelar doktornya di State University Of New York, Buffalo. Suka duka menuntut ilmu dengan status anak yatim piatu menjadi pengalaman yang berharga bagi seorang Tanri Abeng.
Berkat ketekunannya ia berhasil melaluinya dengan gemilang. Dunia organisasi juga diakui ikut membentuk dirinya. Sejak berstatus pelajar, Tanri sudah aktif berorganisasi di PII (Pelajar Islam Indonesia), bahkan sampai ditunjuk sebagai bendahara. Di Universitas, ia masuk Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ujungpandang.
            Gelar MBA-nya hanya ditempuh satu setengah tahun, ketekunan dan kecemerlangan otaknya memang selalu menonjol. Delapan bulan sebelumnya, Tanri Abeng sudah memulai kariernya sebagai bisnisman di Union Car bide Corp di Amerika Serikat sebagai Manajemen Trainee, dan penghasilannya pun semakin meningkat.
            Namun Tanri Abeng mengaku mulai menikmati penghasilannya sejak dari pertukaran pelajar. Sambil kuliah di Unhas, sore harinya ia mengajar bahasa Inggris di sebuah tempat kursus, milik kepala sekolahnya. Dari honor itu, ia dapat membayar kostnya.
“Saya ingat honornya waktu itu sekitar 3 ribu perak,’’ ucapanya mengenang.  Waktu duduk ditingkat dua Fakultas Ekonomi Unhas, Tanri Abeng mulai kerja part time sebagai akuntan di sebuah perusahaan swasta.
“Jadi, sambil sekolah saya sudah dapat gaji teratur,’’ katanya. Untuk ukuran mahasiswa di Ujungpandang waktu itu, kehidupan Tanri Abeng sudah tergolong lebih baik dari teman-temannya. Ia sudah bisa sewa rumah dan punya pembantu. “Dan waktu itu kalau sudah bisa naik skuter kan sudah lumayan,’’ ujarnya tersenyum.
            Sebelum ke Jakarta, Tanri Abeng sempat magang di kantor cabang Union Carbide di India dan Singapura. Sewaktu di Jakarta, ia memegang posisi kepala bagian akuntansi dan manajer kantor.
Ketika direktur keuangan, yang orang inggris itu, mendadak sakit dan harus kembali ke negaranya. Tanri Abeng dipercayakan menggantikannya. Waktu itu umurnya baru 28 tahun.
Dari sini kecermelangannya semakin tampak. Dia lalu ditugaskan sebagai manejer pemasaran di Singapura, sebagai persiapan memegang posisi puncak di Union Carbide Indonesia.
            Tapi ketika kembali ke Indonesia, Tanri Abeng diminta menunggu enam bulan lagi, lantaran bos Union Carbide di AS masih mempertahankan pimpinan lama karena belum mendapat posisi baru.
Tanri tampak kecewa. Dia merasa pimpinan Union Carbide di AS kurang percaya pada kemampuannya. Pada saat seperti itu, datang tawaran dari PT. Multi Bintang Indonesia, untuk jabatan General Manager.
Saat itu perusahaan tersebut sedang mengalami kemunduran. ‘’saya merasa ditantang,’’ kata Tanri Abeng. Maka pertemuan pun diatur, dan hanya membutuhkan lima menit untuk melahirkan kesepakatan.
Ditangannya, Multi Bintang Indionesia mampu menjadi perusahaan yang bonafide.  Diakui Tanri Abeng, dirinya sering kali dpandang enteng. Itu juga lantaran postur tubuhnya tergolong  kecil.
Pernah suatu waktu ketika masih di Union Carbide Corp. Tanri Abeng banyak didatangi orang asing untuk negosiasi keuangan. Dikantornya, ia ditanya mana direktur keuangannya ? “saya bilang, saya orangnya. Mereka tampak tak percaya,”kata Tanri Abeng.
Mungking dianggap masih anak kecil karena waktu itu umurnya masih berkisar 27-28 tahun. Masih sangat muda untuk ukuran perusahaan multi nasional. “supaya mereka percaya, sejak itu saya pakai kumis sampai sekarang,’’ kata tersenyum.
            Kendati telah menjadi nomor satu diberbagai perusahaan, namun ada cita-cita Tanri Abeng belum terkabul, yakni ingin menjadi guru. Keinginan sejak kecil ini bukan tampa alasan.
Sebab semasa sekolah dulu, guru di mata Tanri Abeng luar biasa mulianya. Wibawanya tinggi, “saya respek luar biasa,” katanya. Bahkan sampai sekarang, Tanri Abeng selalu berterima kasih pada guru-gurunya. “apapun yang diajarkan kepada saya, relevan atau tidak, tetap saya anggap sebagai suatu anugerah,” ucapnya.
            Kesan terhadap guru bagi Tanri Abeng muncul ketika ia duduk di kelas V SD di kampungnya, Selayar. Ia respek sekali dengan kepala sekolahnya, namanya “Tuan Guru Dora”. “Menurut pandangan saya orangnya jujur, adil, dan memiliki kewibawaan.
Segala-galanya seakan ada pada dia. Waktu itu saya belum memikirkan duit,” tuturnya mengenang. Walau demikian, secara tidak langsung Tanri Abeng telah memenuhi cita-citanya. Sebab hampir tiap tahun ia memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa, juga terhadap manajer muda. “untuk mengajar secara full time belum bisa, belum ada waktu,” katanya.
            Tanri Abeng dikenal pria sederhana. Kendati kekayaannya sudah melimpah, ia tetap tampil sederhana. Bahkan dua ankanya dididik untuk hidup sesederhana mungkin. “saya senang anak-anak saya tahu duit susah dicari. Tidak ada yang suka “berfoya-foya,” ucapnya tentang anaknya, Emil dan Edwin.
Lantaran kesederhanaan pula, ia memilih Farida Nasution sebagai pendamping hidup sampai sekarang. “Dia sederhana dalam segala-galanya. Tuntutannya tidak macam-macam. Make up-nya juga tidak macam-macam,”Katanya serius mengenang masa-masa kuliahnya dulu. Apa itu yang penting ? ‘’ya, takut nanti make up-nya canggih, saya kan tidak ada duit.’’
            Farida Nasution di mata Tanri Abeng adalah wanita ideal, sederhana dan tidak macam-macam. Sempat pacaran selama lima tahun. Ia merupakan adik tingkatnya di Fakultas Ekonomi. (*)

Kamis, 15 Maret 2012

Dewan Pers Perjuangkan Jurnalis Bebas dari Penjara


Dewan Pers akan memperjuangkan penghapusan hukuman penjara bagi jurnalis yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan.  "Kami akan kembali maju ke Mahkamah Konstitusi untuk mengajukan permohonan penghapusan hukuman penjara tersebut, baik dalam kasus pidana maupun perdata," kata Atmakusumah Astraatmadja, Kamis (1/12). 
Menurut Atmakusumah sebagai pengganti hukuman penjara, Dewan Pers mengusulkan hukuman denda proporsional. Hukuman denda tersebut disesuaikan dengan kemampuan si jurnalis terpidana atau kemampuan perusahaannya. 
Dewan Pers bersama LBH Pers pernah meminta judicial review atau peninjauan ulang atas pasal-pasal pencemaran nama baik yang ada di sejumlah undang-undang. Pada saat yang sama juga diminta untuk menghapus hukuman pidana bagi jurnalis.
"Sebab wartawan bukan kriminal," kata Atmakusumah mengutip Yunus Yosfiah, Menteri Penerangan di masa Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, 1998-1999. Karena itu, polisi pun tidak serta merta menggunakan UU Pers Nomor 40 tahun 1999 bila ada jurnalis yang harus menghdapi persoalan hukum.
Mahkamamah Konstitusi menolak permohonan ini dengan alasan adalah hak warga negara untuk mendapat perlindungan dari negara atas tindakan atau aktivitas warga negara lainnya.

Gerbong Pemberhentian & Pengangkatan Pejabat Sentuh Pejabat Eselon Sampai Kepala Dusun


Kebijakan pengangkatan dan pemberhentian pejabat pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, tak hanya menyentuh pejabat pemegang eselon semata.
Akan tetapi, kepala dusun pun harus ikut  terkena bias kebijakan tersebut, sebagaimana  nasib malang yang dialami Pejabat Kepala Dusun Kalebonto, Tinri yang diberhentikan Kepala Desa Kalepadang, Usman Ali, BA, melalui Surat Keputusan Kepala Desa Kalepadang No. 01 Tahun 2011 Tentang : Pemberhentian Kepala Dusun Kalebonto.
Kepala Desa Kalepadang, Usman Ali, BA dalam surat keputusannya menyatakan, untuk kelancaran dan efektifnya tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di wilayah Desa Kalepadang, maka dipandang perlu memperbaharui Kepala Dusun Kalebonto, Desa Kalepadang, Kecamatan Bontoharu.
Pasca pemberhentiannya, Tinri kemudian digantikan oleh pejabat sementara yang saat itu dijabat oleh Kepala Desa Kalepadang, sampai dengan terangkatnya kepala dusun yang baru.  Bersamaan dengan hal tersebut, Kepala Desa Kalepadang juga menyatakan secara resmi, tidak berlakunya lagi, surat keputusan pengangkatan pejabat Kepala Dusun Kalebonto yang diterbitkan pada tahun 2010.
Pernyataan pemberhentian Pejabat Kepala Dusun Kalebonto terungkap pada surat keputusan yang dikeluarkan di Dusun Palemba, pada (02/01) 2011 silam. Dan saat ini, telah diangkat kadus pengganti yang semula dijabat sementara oleh Kepala Desa Kalepadang.   
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan menyebutkan, Tinri diberhentikan dari jabatannya sebelum era Pilkada Pemilihan Cabup & Cawabup Kepulauan Selayar Periode 2010-2015.
Kendati demikian, belum diketahui pasti, motif yang melatar belakangi pemberhentian pejabat Kadus Kalebonto ini.
Pasalnya, dalam beberapa kesempatan pelantikan kepala desa di tingkat kabupaten, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM, telah berulangkali menekankan, agar kepala desa terpilih tidak melakukan pemberhentian aparat perangkat desa tanpa disertai adanya alasan yang jelas.(*) 
  

Sail Takabonerate 2012 Didukung Pengoperasian Perdana Pesawat


Bila tidak aral melintang, penerbangan langsung route Makassar-Kepulauan Selayar akan dimulai pada tahun 2012 ini. Penerbangan  berkapasitas penumpang maksimal 12 orang tersebut dimaksudkan untuk mempermudah akses kunjungan wisata terutama wisatawan mancanegara ke Pulau Takabonerate.
"InsyaAllah, tahun 2012 ini, sudah akan ada penerbangan Makassar -Takabonerate (taman laut nasional di Selayar) yang memiliki spesies biota laut unik dan menakjubkan," kata Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu'mang.
Menurutnya, pesawat kecil ini tidak membutuhkan landasan pacu panjang sehingga cocok untuk dioperasikan di objek wisata kepulauan. Agus menambahkan, potensi obyek wisata Takabonerate harus terus dibenahi termasuk infrastruktur landasan pacu dan jalan penghubung antar obyek wisata, sehingga para touris senang berkunjung ke Takabonerate.
Exspedisi Pulau Takabonerate akan digelar untuk ketiga kalinya pada tahun ini dan Pemprov Sulsel saat ini tengah menunggu terbitnya keputusan presiden (keppres) tentang pelaksanaan "Sail Takabonerate" pada 2012.
Obyek wisata bahari seluas 350 ribu hektare dengan jutaan spesies biota laut ini merupakan taman laut terluas dan terindah ketiga di dunia setelah taman laut Maladewa dan Afrika.
Wakil gubernur mengharapkan, beroperasinya penerbangan pesawat dengan route Makassar-Selayar ini akan mampu terus mendorong pertumbuhan ekonomi Selayar yang saat ini mencapai 8,1 persen.
Selain diharapkan akan mampu memberi kontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulsel sebesar sembilan persen. (*)

Curah Hujan Deras Picu Jalan Berlubang Di Kepulauan Selayar


Banjir rob dilaporkan kembali merendam kawasan Appabatu, Desa Parak Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar, hari Rabu, (14/3) petang kemarin. Tingginya curah hujan dalam dua hari terakhir yang melanda daerah di ujung selatan Provinsi Sulawesi-Selatan ini, telah mengakibatkan, mulai berlubangnya beberapa bagian bahu jalan di ruas Appabatu yang tak lain, merupakan pintu gerbang utama ibukota Benteng.
Peristiwa hujan deras yang disertai angin kencang ini, bahkan sempat memicu patahnya sejumlah tiang-tiang bendera partai amanat nasional yang terpasang di sepanjang jembatan Appabatu, bersama sejumlah baliho ukuran kecil.
Namun sayang, karena tak sedikit diantara baliho-baliho tersebut yang kemudian harus terpental ke tanah, bersama beberapa bendera perusahan rokok apache yang ikut menjadi sasaran amuk  badai angin kencang yang dalam sepekan terakhir kembali melanda Kabupaten Kepulauan Selayar.     
Sementara itu, badai gelombang pasang yang terjadi di sepanjang pantai barat daerah ini mulai terlihat menyeret dan merusak tanggul-tanggul penahan ombak darurat berupa karung pasir di bibir pantai Appabatu.
Terkait hal tersebut, mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Pelajar Indonesia Tanadoang (GEMPITA- SELAYAR) Periode 1998-2000, Fadly Syarif, meminta perhatian serius aparat terkait, untuk segera membangun tanggul multi fungsi dengan mengikuti spek bangunan tanggul di sepanjang pesisir pantai kota Benteng. (*) 

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger