Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Selasa, 13 Desember 2011

Giliran Wabup Kepulauan Selayar Lakukan Registrasi e-KTP

Sekira pukul 16.00 WITA, hari Senin, (5/12) Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Saiful Arif, SH didampingi istri dan anggota keluarga, secara resmi melakukan registrasi e-KTP bertempat, di ruang pelayanan pendaftaran administrasi kependudukan Kantor Camat Benteng di ruas jalan RE. Martadinata.
            Orang nomor dua di Kabupaten Kepulauan Selayar ini datang dengan menggunakan dua unit armada mobil dinas bernomor polisi DD 5 J dan DD. 555 J.
            Kedatangan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar bersama anggota keluarga, disambut langsung Camat Benteng, Drs. Syafruddin, MH didampingi jajaran Dinas Kependudukan & Catatan Sipil, serta Kepala Bidang Pemberitaan Humas Setda, Imran….bersama staf. 
Seusai melakukan registrasi e-KTP, Saiful menyempatkan diri berbincang dengan Camat Benteng, Drs. H. Syafruddin, MH dan dua orang pegawai Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam perbincangan tersebut, mantan Ketua Bappeda Kepulauan Selayar ini sempat mempertanyakan jumlah warga masyarakat yang telah melakukan registrasi e-KTP di wilayah Kecamatan Benteng.
Menimpali pertanyaan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, staf Dinas Kependudukan & Catatan Sipil menandaskan, “sampai dengan pertengahan bulan Desember 2011, proses entri e-KTP di Kecamatan Benteng, telah mencapai angka 61, 8 persen, atau 10.691 dari total keseluruhan penduduk Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 24.779”.  (fadly)










Beragam Kendala Dan Tantangan Hadang Pengembangan Potensi Selayar

Kendati, Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki berbagai potensi, keunggulan dan peluang. Akan tetapi, di sana-sini masih juga ditemukan beragam kendala yang perlu mendapat perhatian pembenahan bersama dengan para pihak terkait dalam menata pengembangan lebih lanjut.
Menyusul mulai berkembangnya usaha pariwisata yang pengelolaannya dilakukan oleh PT. Selayar Dive Resort di Kawasan Pantai Timur dan PT. Selayar Island Resort di Kawasan Pantai Baloiya, Pulau Selayar yang selama keberadaannya telah banyak menerima tamu dan kunjungan.
Terkait hal tersebut, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menjelaskan, untuk dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat dan daerah, perlu dirumuskan regulasi kewajiban Corporate Social Responsibility.
Disamping itu, kewajiban membangun mata rantai usaha yang melibatkan masyarakat dengan dukungan tenaga ahli menjadi sebuah hal yang mutlak dilakukan sebagai refleksi pelibatan masyarakat dalam penentuan arah kebijakan pemerintahan, cetus Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto itu, dihadapan para tamu undangan, dan segenap peserta even Takabonerate Island Expedition III, yang turut dihadiri Gubernur dan Kapolda Sulselbar. (fadly)   
    



     
     
    

Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal

          Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah  Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
 Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.

Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)                     
           

Keunggulan Komparatif Geostrategis, Sulap Selayar Sebagai Lintasan Pergerakan Barang

Dihadapan Gubernur Sulsel dan rombongan,   Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM dalam sambutan tertulisnya pada upacara pembukaan Takabonerate Island Expedition III beberapa waktu lalu mengungkapkan,  “Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki keunggulan komparatif geostrategis”.
Karena itu, penunjukan Selayar sebagai lintasan pergerakan arus barang dan jasa nusantara, antara kawasan barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia, serta jalur transportasi mancanegara melalui Alki 3 di bagian timur Kepulauan Selayar, bukanlah, sebuah hal yang terlalu berlebihan.
Dikatakannya, untuk mempertahankan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, serta untuk menunjang pengembangan pariwisata bahari, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melalui surat keputusan bupati telah menetapkan 57 kawasan konservasi laut, yang diistilahkan dengan “Daerah Perlindungan Laut”.
Kawasan Daerah Perlindungan Laut ini tersebar meluas pada 52 desa pesisir yang dijaga oleh 57 kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas,red) dengan dukungan penetapan Perda No. 8 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Terumbu Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly)




     
     
    

Perairan Laut Kepulauan Selayar Alur Pergerakan Ikan Permukaan

Topografi bawah laut Kabupaten Kepulauan Selayar bervariasi, dari dangkal landai, hingga terjal berpalung. Selain terdapat pula, alur perairan dalam, dari pesisir pantai Pulau Selayar, ke perairan laut Flores, hingga laut bebas.
Alur perairan laut dalam ini menjadi alur pergerakan ikan permukaan, yang dalam perkembangannya melakukan migrasi dan sampai di perairan pesisir timur Pulau Selayar.
Saat melepas telurnya, telur-telur ikan tersebut kemudian terhampar di lamun dan karang untuk selanjutnya memija atau menetes dan dibesarkan di perairan Kepulauan Selayar sampai ke laut lepas.
Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menandaskan, “Kabupaten Kepulauan Selayar, termasuk bahagian penting dari keberadaan, segi tiga terumbu karang dunia,  yang bertetangga, atau bahkan, diapit oleh daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil lainnya yang juga merupakan sumber produksi pemasok pasar ikan karang dunia,” jelas orang nomor satu di daratan Bumi Tanadoang tersebut.(fadly)

Taman Laut Nasional Takabonerate Dinilai Potensial Sebagai Kawasan Wisata Diving

         Kabupaten Kepulauan Selayar, terdiri dari 130 pulau, dengan luas keseluruhan 10.503, 369 km2. Daerah ini, didiami oleh sekitar, 122.00 jiwa penduduk. Secara administratif Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 11 kecamatan, 79 desa, dan 7 kelurahan.

      Enam kecamatan berada di daratan Selayar dan lima kecamatan berada di kepulauan. Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas gugusan kepulauan dengan hamparan atol dan karang yang cukup luas.
Kawasan Taman Laut Nasional Takabonerate teridentifikasi sebagai atol terluas di Asia Tenggara, bahkan dalam perkembangannya  Taman Laut Nasional Takabonerate berhasil menempati urutan terluas ketiga di dunia setelah atol Kwajifein, Marshall dan atol Suvadiva di Maldives.
Kawasan Takabonerate memiliki keragaman biota laut yang sangat tinggi. Bahkan, di lokasi ini terdapat pula berbagai jenis biota langka atau endemik yang kemudian, menjadi dasar pemikiran penetapan Taman Laut Nasional Takabonerate berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/KPTS-11/1992.
Sebagai gugus pulau-pulau kecil, pemilik hamparan, atau tutupan karang yang cukup luas, maka Taman Laut Nasional Takabonerate dinilai potensial menjadi obyek wisata diving.
Selain itu,  Taman Laut Nasional Takabonerate juga telah dikembangkan dan dipasarkan oleh dua investor asing masing-masing asal Jerman dan Jepang. Sebagai hasilnya, dua lokasi obyek wisata yakni : kawasan pantai timur Bone Tappalang, dan Pantai Barat Pulau Selayar, tepatnya pantai Baloiya, kini telah dibeli oleh investor domestik.
Hal ini terungkap dari pernyataan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM saat menyampaikan laporan langsungnya dihadapan Gubernur Sulsel, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dan rombongan yang turut hadir dalam penyelenggaraan even Takabonerate Island Expedition III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, pada medio bulan November  2011  kemarin.
Syahrir menandaskan, “selama ini, Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi alur pergerakan air laut secara timbal balik antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan perairan Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki sirkulasi yang tinggi.
Tak heran, bila lautnya terbilang sangat jernih dan kaya akan potensi planton. Dikatakannya, selain sirkulasi air yang tinggi dan kekayaan akan planton, wilayah ini juga dikenal, kaya akan jenis biota laut yang ukurannya sangat besar, dibandingkan dengan biota yang sama pada perairan lainnya.
Jenis biota laut dimaksud diantaranya, kima raksasa, kelinci laut, dan Molamola, tandasnya menambahkan. (fadly)

Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal

Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah  Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
 Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.
Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)                     
           

Penggalan Kisah Yang Tersisa Dari Keberadaan Sumur Pangaru Desa Sambali

Sumur pangaru di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, menyisakan banyak cerita mistik dan fenomena alam yang sepintas lalu sulit untuk diterima oleh logika dan akal sehat.
Dimana sekali waktu, tepat di pertengahan malam purnama, di tahun 1990-an, warga  Sambali tiba-tiba dikagetkan dengan peristiwa meluapnya “sumur pangaru”.
Pada saat bersamaan, salah seorang warga bergegas menyampaikan fenomena tersebut kepada Ompu Janggo,  tokoh adat Sambali yang pada masa itu telah berusia ratusan tahun.
Mendengar informasi tersebut, sang tokoh adat berpostur bungkuk ini pun, langsung  bergegas menuju ke lokasi “sumur Pangaru” dengan menenteng sebuah ember plastik berukuran kecil.
Malam itu, adalah kali pertama Ompu Janggo datang ke sumur pangaru untuk mengambil air. Pasalnya, Ompu Janggo tak lagi mampu untuk menimba air di sumur, seperti kebanyakan warga Sambali pada umumnya.
Ironisnya, setelah Ompu Janggo datang dan mengambil air di sumur pangaru, air sumur, perlahan-lahan surut dan akhirnya kembali seperti sediakala. Keesokan harinya, warga Pulau Bonerate pun datang berbondong-bondong ke rumah Ompu Janggo untuk meminta air yang diseduhnya dari “sumur pangaru”.
Air yang diperoleh Ompu Janggo dari “Sumur Pangaru” diyakini warga masyarakat Kecamatan Pasimarannu mampu menjadi penangkal beragam bentuk penyakit.
Menurut penuturan Jumadin (36 tahun), dulunya sumur pangaru dikelilingi oleh tiga pohon besar yakni, pohon melai, sampela, dan dongkala yang sekaligus menjadi perisai atau pelindung tempat mandi masyarakat.
Kala itu, sebuah susunan batu gunung membungkus tulang Kima raksasa yang menjadi tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari masyarakat yang terbagi atas dua buah bangunan masing-masing untuk tempat mandi kaum pria dan kaum wanita.
Tempat mandi kaum pria diposisikan di sebelah utara sumur, sedang tempat mandi wanita berada di sebelah selatan sumur. Kendati sekarang, susunan batu gunung tersebut telah disulap menjadi sebuah bangunan kamar mandi permanen.
Bahkan, keberadaan pohon melai dan dongkala raksasa di  areal “Sumur Pangaru” tinggal sebuah cerita. Kedua pohon raksasa tersebut kini telah mati, lantaran, usianya yang telah berkisar ratusan tahun.
Membuat kedua pohon ini, tak lagi mampu mengimbangi daun dan tangkainya yang semakin hari, semakin bertambah lebat. Meski, ukuran lingkaran batangnya hampir mencapai lima  depah lengan orang dewasa.
Catatan Biography singkat Ompu Janggo    
Ompu Janggo adalah tokoh adat Desa Sambali berusia ratusan tahun yang  melewati sisa-sisa umurnya dalam kondisi bungkuk dan tidak jarang harus berjalan dengan menggunakan tumpuan tangan di atas tanah.
Rambut dan janggut panjang memutih sangat jelas menggambarkan usia rentah Ompu Janggo. Ironisnya, karena sampai diakhir usianya, gigi Ompu Janggo, tak satupun yang tanggal.
Berbeda dengan kondisi orang tua pada umumnya yang pada akhir usianya mulai terlihat ompong alias tidak lagi bergigi. Ingatannya pun tetap normal, dan sama sekali tidak luntur.
Sungguh, merupakan sebuah bentuk mukjizat luar biasa yang diturunkan Sang Pencipta kepada seorang Ompu Janggo. Sebab secara umum, orang yang telah berusia rentah rata-rata mulai pikun dan sering lupa ingatan. Penjelasan ini disampaikan Kepala Desa Sambali, Basra kepada wartawan hari, Jumat, (9/12) petang. (fadly syarif)  

  

  

  

Senin, 12 Desember 2011

Bumi Kepulauan Selayar Menuju Kawasan Pengembangan Sadar Wisata

Menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana menarik dan  menumbuhkan kesan mendalam bagi wisatawan, merupakan sebuah keharusan, dalam mendorong promosi ke kalangan pasar yang lebih luas, terutama untuk menciptakan potensi kunjungan ulang.
Kendati harus diakui, bahwa keberhasilan program pengembangan sadar wisata sangat bergantung pada dukungan aksi para pelaku wisata itu sendiri dalam menjaga keindahan objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni.
Satu hal yang tak kalah pentingnya untuk diwujudkan yakni, menata tempat tinggal, dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi,  serta menjaga karakter kelokalan dengan tetap menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Andi Mappagau, SE dalam kesempatan wawancara ekslusif dengan wartawan, bertempat di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakannya, menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan menjadi salah satu unsur terpenting yang perlu mendapat perhatian semua pihak.
Terkait hal tersebut, para pelaku wisata diharapkan dapat turut serta menjaga kebersihan sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata dengan cara tidak membuang sampah atau limbah sembarangan.
Selain, diharapkan mampu menyiapkan makanan dan minuman higienis dengan dukungan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih, para  petugas pemandu wisata, maupun pramu saji, wajib berpenampilan  menarik, serta mengenakan pakaian bersih dan rapi.
Terlepas dari kesemua hal tersebut, masyarakat dan para wisata daerah juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang  menawarkan suasana nyaman, dan asri.
Sehingga dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan rasa “betah” bagi wisatawan dan mendorong mereka untuk melakukan kunjungan yang lebih panjang, serta tinggal berlama-lama di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kesemuanya, akan tercipta melalui kesadaran melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon dan memelihara penghijuan di daerah objek yang menjadi daya tarik wisata, maupun  jalur-jalur wisata.
Dengan tetap menjaga kondisi sejuk di dalam ruangan umum, hotel, penginapan, losmen, restoran, dan alat transportasi serta tempat terbuka lainnya.
Lebih jauh, masyarakat hendaknya dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan. Sehingga, wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya ke seluruh kawasan destinasi wisata.
Rasa aman akan tercipta, disaat masyarakat mampu memelihara keamanan lingkungan, menolong, dan melindungi wisatawan, serta membantu memberi informasi kepada wisatawan.
Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik dengan tidak menganggu wisatawan dan menjaga  lingkungan agar tetap bebas dari bahaya penyakit menular, merupakan salah satu bentuk sikap bersahabat yang sangat diharapkan wisatawan, ujar Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar di era pemerintahan Drs. H. M. Akib Patta ini.
Mappagau berharap banyak, masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar secara umum akan dapat menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana akrab, bersahabat, bak berada di rumah sendiri.
Sikap ini menurutnya,  diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan promosi dan prospek pasar yang lebih luas, plus mendorong minat kunjungan ulang wisatawan.
Kepada para petugas pemandu wisata dan pramu saji, Mappagau berpesan, bersikaplah sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan dalam memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan dan santun.
Hadirkan rasa simpati di kalangan wisatawan dengan senantiasa menampilkan sikap dan perilaku terpuji, budayakan senyum dan keramah tamahan yang tulus.
Insya Allah, sikap keramah tamahan, akan menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan dalam rangka memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.
Terutama, disaat masyarakat mulai mampu mewujudkan budaya antri dengan menjunjung tinggi disiplin waktu, tepat waktu, serba teratur, rapi,  memelihara lingkungan dan mentaati semua peraturan yang berlaku.
Sehingga, semua sisi kehidupan berbangsa, dan bermasyarakat akan berjalan lancar dengan ditunjang oleh keteraturan yang tinggi, pungkasnya. (fadly)     

Lima Bulan Andi Abdur Rahman Gelindingkan Langkah Terobosan Di Kecamatan Pasimarannu

Beragam langkah terobosan digelindingkan Andi Abdur Rahman mengawali masa pengabdian pertamanya sebagai Camat Pasimarannu yang baru menggantikan Camat lama Drs. Syafruddin, MH.
Salah satu langkah terobosan tersebut dituangkannya dalam kegiatan pembangunan “Taman PKK Kecamatan Pasimarannu” yang pemanfaatannya, telah diresmikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Selayar, Hj. Norma Syahrir Wahab pada tanggal, (18/5) lalu.
Selain berhasil membangun Taman PKK Kecamatan, Andi Abdur Rahman juga tercatat  sebagai salah satu tokoh pelopor dalam kegiatan pembangunan pintu gerbang bertuliskan, “Tut Wuri Handayani” yang berlokasi di Kompleks SDN Bonerate, Desa Majapahit
Pemanfaatan pintu gerbang ini sendiri, telah diresmikan secara langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Saiful Arif, SH dalam rangkaian lawatan kunjungan kerjanya di Kecamatan Pasimarannu pada tanggal, (18/5) bulan lalu.
Kepekaan sosok Andi Abdur Rahman terhadap pengembangan dunia pendidikan kepulauan, turut dibuktikannya melalui pemasangan spanduk berisi ajakan kepada masyarakat  bertuliskan, “Semua Harus Peduli Pendidikan” yang di pasang di kawasan gerbang utama Ibukota Kecamatan Pasimarannu.
Tak hanya peduli dengan pengembangan dunia pendidikan. Akan tetapi, figur Andi Abdur Rahman juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang tergolong peka terhadap peningkatan kehidupan beragama di wilayah Kecamatan Pasimarannu.
Hal itu dibuktikan, dengan keberhasilan Andi Abdur Rahman dalam merintis pembangunan Masjid Besar At Taqwa yang ditetapkan sebagai Masjid besar baru Bonerate yang  didukung oleh semangat kebersamaan para tukang batu, tukang kayu, dan swadaya murni para pengusaha di wilayah Kecamatan Pasimarannu.
Masjid ini dibangun di atas lahan tanah milik Umar Aidid (Pengusaha Bonerate di Surabaya) yang selanjutnya dibebaskan dengan mengucurkan dana senilai kurang lebih Rp. 75 Juta.
Nilai tersebut merupakan harga discount dari tarif awal yang mencapai Rp. 100 Juta. Sedangkan sisa harga sebesar Rp. 25 Juta dengan sukarela disumbangkan pemilik lahan untuk kemaslahatan Ummat Islam Kecamatan Pasimarannu.  
Lebih jauh, Andi Abdur Rahman juga tengah merampungkan pembangunan “Tugu Perahu Lambo” Perahu tradisional Pulau Bonerate  yang rencananya akan diberi nama “Tugu Andi Abdur Rahman”.
Sementara itu, pada bidang pengembangan bakat Pemuda dan Olahraga, Mantan Ketua DPP GEMPITA SELAYAR dua periode ini juga tengah merintis Pembentukan dan pembangunan Padepokan Sanggar bela diri/pencak silat/pedang Andi Abdur Rahman.
Kegiatan ini diselenggarakan pemerintah kecamatan, setelah sebelumnya, camat yang dilantik pada tanggal, (27/2) silam tersebut, sukses melaksanakan kegiatan, “Tournament Exhibition Lagundi Football 2011”
Tournamen Exhibition Lagundi Football 2011 yang dibuka langsung Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH ini, diilhami oleh penamaan sebuah perkampungan bersejarah di Kepulauan Bonerate yang ditandai oleh keberadaan kompleks situs pekuburan tua.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Camat Pasimarannu, Abd. Wahid dalam kesempatan berbincang dengan wartawan di rumah kediamannya hari, Sabtu, (2/7) siang kemarin.
Menurutnya, tournament sepak bola “Exhibition Lagundi Football 2011” sengaja diselenggarakan, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional di bidang keolahragaan, pengembangan, peningkatan potensi, dan bakat pemuda.
Khususnya, pada bidang persepakbolaan dengan melibatkan seluruh club sepak bola se Kecamatan Pasimarannu yang diundang khusus oleh panitia pelaksana untuk berperan aktif sebagai peserta tournament, kunci Wahid. (fadly syarif)
   
          

Kabupaten Kepulauan Selayar Kawasan Andalan Pengembangan Wisata Bahari

Kehadiran Gubernur Sulawesi-Selatan dan rombongan di arena Takabonerate Island Expedition III  beberapa waktu lalu, diharapkan mampu membuahkan hikmah tersendiri, paling tidak bisa menjadi motivasi yang lebih kuat bagi pemerintah kabupaten dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan, demi percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

            Hal senada diharapkan dapat tercipta melalui kehadiran seluruh peserta “Takabonerate Island Expedition III, baik yang berasal dari dalam negeri maupun tamu dari mancanegara.
            Dalam kaitan itu, ucapan terima kasih terhingga, disampaikan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar kepada Gubernur Sulsel yang telah memberikan dukungan penuhnya melalui kebijakan penyelenggaraan event Takabonerate Island Expedition ke III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.

            Dalam kaitan itu, ucapan terima kasih terhingga, disampaikan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar kepada Gubernur Sulsel yang telah memberikan dukungan penuhnya melalui kebijakan penyelenggaraan event Takabonerate Island Expedition ke III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.
            Secara khusus, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar juga menyampaikan ucapan terima kasih, atas kebijakan Pemprov Sulsel, dalam penetapan Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai kawasan andalan pengembangan wisata bahari di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Sulawesi-Selatan, panitia pelaksana, dan segenap masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, atas segala bentuk kerjasama dan peran serta yang telah diberikan selama ini, sehingga, even Takabonerate Island Expedition III dapat terselenggara dan berjalan sesuai dengan rencana.
            Ungkapan ini dilontarkan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM saat menyampaikan sambutan tertulisnya pada rangkaian upacara pembukaan Takabonerate Island Expedition III, Hari, Senin, (21/11) bertempat di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.
            Pada kesempatan yang sama, orang nomor satu di Bumi Tanadoang tersebut, juga tak luput, menyampaikan beberapa rangkaian laporan dan informasi yang diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bagi semua pihak dalam menangkap berbagai peluang usaha, dan investasi.
Khususnya, bagi para pelaku bisnis, sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi pemegang kebijakan, dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Kepulauan Selayar.
            Syahrir berharap, bahan pertimbangan dan gambaran informasi ini akan dapat memberi kontribusi signifikan terhadap pembangunan regional Sulawesi-Selatan dan bila perlu, sampai tingkat nasional, tandasnya. (fadly syarif)                 
  

Selasa, 06 Desember 2011

Penemuan Mayat di Selayar Dipastikan Penumpang KM Senopati Nusantara

Dari 4 Mayat yang ditemukan nelayan di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan, satu diantaranya dipastikan merupakan korban KM Senopati Nusantara yang tenggelam di Perairan Mandalika, Jawa Tengah.
"Pada mayat tersebut, terikat dua buah pelampung utuh, yang pertama bertuliskan KM Senopati Nusantara Semarang 854. Sedangkan pelampung yang satunya tidak bernomor," ujar Koordinator Satlak Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Nadeng, ketika dihubungi wartawan, Senin (29/01/2007) lalu.
  

Mengais Rezeki Dari Ceceran Buah Kelapa Rutinitas Harian Agus, DKK

Hari mulai beranjak petang, saat sekelompok bocah usia sekolah dasar melintas di depanku dengan menenteng delapan biji buah kelapa yang mereka pungut dari semak belukar di sekitar rumahnya yang secara kebetulan dipadati rerimbunan pohon kelapa.
Aktivitas mencari ceceran buah kelapa dari semak belukar di lingkungan Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, diakui Agus sudah merupakan kegiatan rutin yang setiap hari dilakoninya bersama beberapa orang rekannya yang lain, setelah kembali dari sekolah.
Setelah berhasil mengumpulkan ceceran buah kelapa, merekapun beranjak menuju rumah Hadijah, perempuan tua yang sehari-harinya menjadi langganan tempat penjualan buah kelapa hasil jeripayah Agus dan kawan-kawannya.
Hari itu, Selasa, (6/12) petang, Agus dkk, berhasil membawa pulang delapan biji buah kelapa yang dijual seharga Rp. 4000,-. Uang ini, setidaknya cukup untuk menutupi kebutuhan biaya jajan mereka di sekolah.
Selain memungut buah kelapa dari semak belukar, Agus juga mengaku, kerap kali mengumpulkan besi-besi bekas dari tempat pembuangan limbah rumah tangga yang dijumpainya, untuk kemudian dijual kepada penimbang barang-barang rongsokan.  
Oleh Hadijah, kelapa-kelapa tersebut selanjutnya dijual kepada pembeli lain, terutama, kepada para pembuat kue-kue tradisional dengan harga bervariasi antara Rp. 1000,- sampai Rp. 1500,-, tergantung dari ukuran besarnya.
Meski pembeli kelapa langganannya, tak jarang memilih-milih buah kelapa yang akan dibelinya, terlebih, bila yang membeli adalah petani produsen kopra dan minyak fermentasi.(fadly)
   
      
     

Kisah Mistis Menyertai Tersesatnya Jejak Sang Peneliti Tambang Nikel Asal Jakarta

Memasuki hari ke delapan tersesatnya peneliti tambang nikel asal Jakarta bernama Nurman, (48 tahun) beragam cerita mistis tentang keberadaan kampung Dulang, sebuah perkampungan tua misterius di dataran Desa Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan mulai santer diperbincangkan sejumlah kalangan.
     Menurut penuturan sejumlah narasumber dilapangan, kampung Dulang adalah sebuah wilayah yang terbentuk dari tetesan darah seorang ibu hamil saat akan melahirkan anak pertama dari hasil pernikahan sirinya’ dengan seorang lelaki yang tidak mendapat restu dari pihak keluarganya.
            Sampai akhirnya, terbentuklah sebuah danau menyerupai laut di atas perbukitan, ex. kampung Dulang. Danau inilah yang oleh masyarakat Desa Lambego kemudian diyakini, telah menenggelamkan bangunan rumah kayu milik pasangan suami istri yang dengan sengaja mengasingkan diri ke Kampung Dulang. Setelah, pernikahan mereka tidak mendapat restu dari pihak keluarga wanita.
            Konon, sebelum berubah menjadi danau, kampung Dulang, acap kali menjadi sasaran penyerangan kelompok penyamun. Hingga pada suatu hari, kampung ini sengaja disembunyikan oleh salah seorang tokoh adat setempat.
            Sayangnya, Sang Tokoh Adat  keburu meninggal dunia, sebelum sempat memunculkan kembali kampung Dulang yang hingga saat ini letaknya masih misterius dan hanya bisa diakses orang-orang tertentu yang memiliki pertautan darah dengan penduduk asli Kampung Dulang.
            Penduduk  kampung ini baru akan bisa memunculkan wujud aslinya, tatkala terdengar teriakan informasi berupa undangan hajatan perkawinan dari lingkungan keturunan asli kampung Dulang yang telah berpindah ke kampung lain, sebelum kampung mereka disembunyikan untuk menghindari serangan kelompok penyamun atau perampok.
            Biasanya, teriakan undangan hajatan sengaja disampaikan pihak keluarga dekat, di sekitar lereng bukit Desa Lambego dengan maksud agar teriakan tersebut bisa lebih cepat terdengar oleh penduduk Kampung Dulang.
            Kisah lain menyebutkan, di atas danau menyerupai lautan luas ini tumbuh sebatang pohon cabai yang pohonnya mengalahkan ukuran bangunan rumah masyarakat pada umumnya.
Kendati demikian, pohon cabai raksasa tersebut tidaklah bisa dijumpai oleh sembarangan orang, kecuali mereka yang sedang berada di bawah alam sadar.
Informasi lain yang berhasil dihimpun wartawan menyebutkan, saking luasnya, hamparan danau menyerupai bentangan laut luas di atas perbukitan Desa Lambego ini bahkan sangat memungkinkan pengunjung untuk melakukan aktivitas memancing ikan yang hidup dan tumbuh berkembang di sekitar areal danau.
Namun sayang seribu sayang, sebab untuk bisa sampai ke danau tersebut,  pengunjung harus didampingi oleh warga masyarakat yang memiliki pertautan darah dengan penduduk asli kampung Dulang.
Karena bila tidak, pengunjung bersangkutan dikhawatirkan akan disembunyikan oleh lelembut atau sejenis mahluk halus yang saat ini menghuni Danau Kampung Dulang, Desa Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Mungkinkah, peneliti tambang nikel, asal Jakarta, bernama Nurman ini telah menjadi tumbal mahluk halus sejenis lelembut yang menghuni hutan Pulau Lambego ???
Ikuti terus, penelusuran Tim Badan SAR Nasional, Tagana, dan tim evakuasi dari jajaran Mabes Polri, bersama anggota Polsek Pasimarannu, dan Polres Kepulauan Selayar.
Semoga, anjing pelacak, tenaga paranormal, dan helikopter  yang telah diturunkan ke lapangan untuk membantu proses percepatan pencarian korban, bisa segera membuahkan hasil dan menjawab segala teki-teki dibalik tersesatnya jejak Sang Peniliti bernasib malang tersebut.(fadly syarif)     

Hujan Deras Berkah Bagi Masyarakat Petani

Masyarakat petani jagung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan dapat kembali bernafas lega. Menyusul mulai tingginya curah hujan yang mengguyur daerah ini dalam beberapa pekan terakhir.
Terbukti, pertumbuhan bibit jagung mulai nampak semakin subur, sebagaimana yang terlihat dari pantauan wartawan di bebeberapa lokasi pembibitan jagung di dalam areal kota Benteng hari Selasa, (6/12) pagi.
Terutama di sepanjang areal Jl. Jend. Achmad Yani ke arah selatan Rumah Sakit Umum Daerah KH. Haiyung Kabupaten Kepulauan Selayar yang rata-rata telah disulap menjadi areal lahan pertanian.(fadly)

Helikopter Polisi Jadi Tontonan Gratis Masyarakat Bumi Tanadoang

Helikopter milik Polda Sulselbar yang digunakan dalam proses penyisiran dan pencarian peneliti tambang nikel asal Jakarta yang hilang di Pulau Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kembali mendarat di alun-alun tribun lapangan pemuda Benteng.
Pendaratan helikopter yang telah sepekan terakhir melakukan penyisiran di atas langit Pulau Lambego tersebut, kontan menjadi tontonan gratis bagi warga masyarakat Benteng dan sekitarnya. terutama di kalangan anak-anak usia sekolah dasar.
Dari pantauan wartawan di lapangan terlihat, beberapa orang bocah mencoba melihat langsung dari dekat bentuk depan, dan bagian dalam helikopter polisi bernomor lambung P-III 3 ini.
Para bocah tersebut rata-rata datang ke areal lapangan Pemuda Benteng, dengan menggunakan sepeda dan langsung memposisikan sepedanya di samping kiri dan kanan ekor helikopter. (fadly syarif)             

Catatan Pahit Getir Kehidupupan Journalis

Defisit Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah yang sudah dalam kurun waktu dua tahun anggaran terakhir, melanda lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tampak mulai berpengaruh signifikan terhadap kelancaran perputaran roda perekonomian di daerah ini.
Bahkan, imbas defisit anggaran mulai turut mempengaruhi kelancaran operasional kegiatan peliputan di kalangan para pekerja kuli tinta di daratan Bumi Tanadoang, terutama untuk mengolah data dan informasi menjadi sebuah berita.
Pasalnya, pembayaran biaya langganan koran pun terkadang baru dibayarkan bendahara pemerintah pada bulan ketiga dalam tahun berjalan. Itupun, bila anggaran daerah tidak sedang mengalami defisit seperti sekarang.  
Dalam kondisi seperti itu, konsekuensi meminjam computer SKPD, sampai Laptop perangkat pemerintah desa terkadang menjadi sebuah hal yang tak lagi dapat terhindarkan.
Terlebih lagi, untuk mendukung kelancaran tugas pengolahan berita yang harus dikirim ke meja redaksi masing-masing media. Cara ini tak jarang dilakukan para pekerja kuli tinta lokal di saat mereka harus mengejar deadline.
Kondisi terparah terkadang dialami wartawan media harian, baik terbitan regional Sulsel, maupun media terbitan nasional yang jam deadlinnya telah ditetapkan redaksi hanya sampai pada pukul 15.00 WITA.
Pada musim paceklik seperti ini, camera yang harusnya menjadi satu-satunya senjata seorang pekerja kuli tinta tak jarang harus ke luar masuk rumah gadai untuk menutupi tingginya biaya operasional pengiriman berita via warnet yang tak jarang pula menumpuk menjadi sebuah catatan utang.
Untuk aku pribadi,  di luar dugaan, pembengkakan nilai utang pengiriman berita di warnet untuk tahun 2011 mengharuskan aku untuk  kembali menggadaikan satu-satunya camera shoot mini DV kesayanganku, senilai Rp. 600.000,- kepada salah seorang rekan dekatku.
Parahnya, karena camera shoot cadangan yang kuharapkan bisa digunakan sementara pun, tiba-tiba mengalami kerusakan mekanik yang membutuhkan biaya perbaikan senilai kurang lebih Rp. 1.000.000,-.
Jangankan untuk memperbaiki camera, membeli tas sandangpun untuk tahun ini rasa-rasanya sangat berat bagiku terlebih disaat kondisi uang simpanan kian menipis. Padahal, harga tas sandang sebenarnya tidaklah seberapa.
Menggunakan tas sobek yang sudah nyaris putus, masih jauh lebih baik, ketimbang aku harus menggadaikan independensi kewartawananku hanya untuk meraup rupiah. 
Meski harus kuakui, biaya kos-an untuk bulan Desember bulan belum lagi lunas terbayar. Dalam kondisi ini, sepertinya aku harus berpikir lebih dalam lagi bagaimana caranya mencetak rupiah yang lebih besar, paling tidak, untuk bisa menutupi biaya kos-anku sebesar Rp. 300.000,- perbulannya.  (*)       

Senin, 05 Desember 2011

SDN Jinato Kejar Perbaikan Nasib Dunia Pendidikan Dibawah Nakhoda Siddik, S.Pd


Perbaikan nasib dunia pendidikan di daerah kepulauan terpencil di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kian memperlihatkan titik terang, seiring dengan mulai tumbuhnya kemauan, dan kerja keras dari kalangan para tenaga pendidik untuk mencetak lahirnya peserta didik yang berprestasi, berahlak mulia, berwawasan global yang berlandaskan nilai-nilai luhur budaya sesuai dengan ajaran serta tuntunan agama.
Sebuah keinginan luhur yang kemudian secara spontanitas dituangkan Kepala Sekolah SDN Jinato, Siddik, S.Pd pada penjabaran Visi sekolah yang dipimpinnya saat ini.
Beragam langkah terobosan pun, terus diupayakan Siddik bersama segenap jajaran tenaga guru di sekolahnya demi untuk merefleksikan visi sekolah yang telah dirancang bersama dengan kalangan dewan guru dan komite sekolah, salah satunya dengan terus meningkatkan prestasi akademik lulusan SDN Jinato dari tahun ke tahun, melalui bekal peningkatan bidang keterampilan dan peningkatan prestasi extra kurikuler siswa.
Meski Siddik mengakui, hal tersebut tidak akan dapat berjalan sempurna tanpa dibarengi dengan program peningkatan minat baca siswa dan wawasan sosial  kemasyarakatan.
Sehingga dengan sendirinya, akan terbentuklah peserta didik yang handal, berahlak, dan berbudi pekerti luhur sebagaimana harapan pemerintah pusat pada umumnya dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar pada khususnya, cetus Siddik dalam kesempatan berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. (fadly syarif)

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger