Dusun Cinimababela, Desa Parak, Kecamatan Bontomanai banyak disebut sebagai salah satu basis kekuasan Pemerintah Jepang.. Setelah sebelumnya, mereka pernah tinggal mendiami Dusun Appabatu, lokasi pertama kali penjajah Nippong membangun markas pertahanan yang oleh masyarakat lokal Kabupaten Kepulauan Selayar diistilahkan dengan bangunan Bangsal.
Selain merupakan basis pertahanan Jepang, Dusun Cinimabela juga dikenal sebagai salah satu daerah kekuasaan Opu Ri Bonea yang kala itu memimpin kerajaan Opu Bonea. Pengungkapan fakta ini dibuktikan dengan keberadaan dua buah benda cagar budaya peninggalan Opu Bongko, wanita berusia sekira ratusan tahun yang tak lain adalah sepupu satu kali Opu Bonea.
Pada zaman kerajaan, kedua benda yang kerap diistilahkan dengan pa'pejaang ini kerap digunakan sebagai wadah pembuangan ludah oleh keluarga raja atau pun keturunanya. Satu hal yang pasti, bahwa pa’pejaang seperti ini dulunya tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak berasal dari kalangan keluarga raja atau bangsawan yang pada era tersebut banyak diistiah dengan Gaukang.
Pa’pejaang ini dijumpai di rumah mantan Kepala Dusun Cinimabela, Mappanai Dg, Matarang (75 thn). Pria berusia paruh bayah berambut uban inu mengaku mulai memangku jabatan kepala Dusun sejak tahun 1972-1974 silam.
Di rumah mantan kepala dusun Cinimabela periode 1998-2001 ini, didapati pula sebuah senjata jenis tombak kerajaan yang oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar kerap diistilahkan dengan poke.
Lebih jauh, dari atas rumah berukuran 10 x 15 ini pula, ditemui keberadaan wadah penyimpanan beras zaman ke opuang yang kerap diistilahkan dengan Tarakang, berikut beberapa benda-benda peninggalan lain, seperti radio tua yang jenis dan bentuknya sudah sangat langka atau bahkan tidak lagi dapat ditemui beredar secara umum di tengah-tengah masyarakat di wilayah ini.
Benda cagar budaya lain yang ikut ditemui di rumah sang kadus diantaranya, ranjang atau tempat tidur besi, dan mesin ketik manual peninggalan zaman penjajahan. Sementara, di rumah tetangganya juga berhasil ditemui keberadaan tiga radio tua tua berbungkus debu.(fadly syarif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar