Melakoni pekerjaan sebagai seorang peternak budidaya kambing lokal di tengah perkampungan tandus berbatu, tentu, bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dikerjakan oleh lelaki Yaman (53 thn), Warga Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, yang telah hampir kurang lebih tiga tahun menggeluti profesinya sebagai seorang peternak kambing lokal di kampung halamannya.
Akan tetapi, perjuangan panjang seorang Yaman, untuk bisa menumbuh kembangkan budidaya peternakan kambing di Desa Sambali, bukan hanya sekedar isapan jempol.
Terbukti, peternakan kambing yang mulai dirintisnya sejak tahun 2009 tersebut, kini, telah berkembang pesat. Hal itu sangat jelas terlihat, dari tingkat perkembang biakan kambing miliknya, yang kini berjumlah, 200 ekor. Padahal dulunya, Yaman hanya memiliki 30 ekor kambing piaraan.
Andai tak terserang penyakit di awal tahun 2011 lalu, kambing-kambing tersebut, kemungkinannya, telah mencapai 300 ekor. Kendati demikian, Yaman tidak lantas berkecil hati.
Dia tetap yakin dan percaya, “saban hari”, kawasan pengandangan kambing yang dirintisnya di atas lahan seluas 10 Ha, akan jauh lebih berkembang dari kondisinya saat sekarang ini.
Bahkan, saat wartawan menyambanginya belum lama ini, Yaman dengan kebesaran hatinya menyatakan, kesiapan untuk menjadi suplayer bibit, bagi para peternak kambing di seluruh pelosok nusantara.
Yaman juga mengaku siap, melayani pesanan bagi warga masyarakat yang membutuhkan ketersediaan kambing untuk keperluan pesta perjamuan ataupun khitanan.
Kambing-kambing tersebut, rencananya akan dijual dengan harga bervariasi berdasarkan ukuran dan jenis kelaminnya. Untuk kambing betina, harga jualnya berkisar Rp. 400.000,-.
Khusus, untuk kambing pejantan, harga jualnya bisa berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.800.000,- per satu ekor, pungkasnya kepada wartawan hari, Senin, (26/12) pagi kemarin. (fadly syarif)