Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Selasa, 13 Desember 2011

Giliran Wabup Kepulauan Selayar Lakukan Registrasi e-KTP

Sekira pukul 16.00 WITA, hari Senin, (5/12) Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Saiful Arif, SH didampingi istri dan anggota keluarga, secara resmi melakukan registrasi e-KTP bertempat, di ruang pelayanan pendaftaran administrasi kependudukan Kantor Camat Benteng di ruas jalan RE. Martadinata.
            Orang nomor dua di Kabupaten Kepulauan Selayar ini datang dengan menggunakan dua unit armada mobil dinas bernomor polisi DD 5 J dan DD. 555 J.
            Kedatangan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar bersama anggota keluarga, disambut langsung Camat Benteng, Drs. Syafruddin, MH didampingi jajaran Dinas Kependudukan & Catatan Sipil, serta Kepala Bidang Pemberitaan Humas Setda, Imran….bersama staf. 
Seusai melakukan registrasi e-KTP, Saiful menyempatkan diri berbincang dengan Camat Benteng, Drs. H. Syafruddin, MH dan dua orang pegawai Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam perbincangan tersebut, mantan Ketua Bappeda Kepulauan Selayar ini sempat mempertanyakan jumlah warga masyarakat yang telah melakukan registrasi e-KTP di wilayah Kecamatan Benteng.
Menimpali pertanyaan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, staf Dinas Kependudukan & Catatan Sipil menandaskan, “sampai dengan pertengahan bulan Desember 2011, proses entri e-KTP di Kecamatan Benteng, telah mencapai angka 61, 8 persen, atau 10.691 dari total keseluruhan penduduk Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 24.779”.  (fadly)










Beragam Kendala Dan Tantangan Hadang Pengembangan Potensi Selayar

Kendati, Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki berbagai potensi, keunggulan dan peluang. Akan tetapi, di sana-sini masih juga ditemukan beragam kendala yang perlu mendapat perhatian pembenahan bersama dengan para pihak terkait dalam menata pengembangan lebih lanjut.
Menyusul mulai berkembangnya usaha pariwisata yang pengelolaannya dilakukan oleh PT. Selayar Dive Resort di Kawasan Pantai Timur dan PT. Selayar Island Resort di Kawasan Pantai Baloiya, Pulau Selayar yang selama keberadaannya telah banyak menerima tamu dan kunjungan.
Terkait hal tersebut, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menjelaskan, untuk dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat dan daerah, perlu dirumuskan regulasi kewajiban Corporate Social Responsibility.
Disamping itu, kewajiban membangun mata rantai usaha yang melibatkan masyarakat dengan dukungan tenaga ahli menjadi sebuah hal yang mutlak dilakukan sebagai refleksi pelibatan masyarakat dalam penentuan arah kebijakan pemerintahan, cetus Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto itu, dihadapan para tamu undangan, dan segenap peserta even Takabonerate Island Expedition III, yang turut dihadiri Gubernur dan Kapolda Sulselbar. (fadly)   
    



     
     
    

Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal

          Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah  Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
 Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.

Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)                     
           

Keunggulan Komparatif Geostrategis, Sulap Selayar Sebagai Lintasan Pergerakan Barang

Dihadapan Gubernur Sulsel dan rombongan,   Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM dalam sambutan tertulisnya pada upacara pembukaan Takabonerate Island Expedition III beberapa waktu lalu mengungkapkan,  “Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki keunggulan komparatif geostrategis”.
Karena itu, penunjukan Selayar sebagai lintasan pergerakan arus barang dan jasa nusantara, antara kawasan barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia, serta jalur transportasi mancanegara melalui Alki 3 di bagian timur Kepulauan Selayar, bukanlah, sebuah hal yang terlalu berlebihan.
Dikatakannya, untuk mempertahankan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, serta untuk menunjang pengembangan pariwisata bahari, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melalui surat keputusan bupati telah menetapkan 57 kawasan konservasi laut, yang diistilahkan dengan “Daerah Perlindungan Laut”.
Kawasan Daerah Perlindungan Laut ini tersebar meluas pada 52 desa pesisir yang dijaga oleh 57 kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas,red) dengan dukungan penetapan Perda No. 8 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Terumbu Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly)




     
     
    

Perairan Laut Kepulauan Selayar Alur Pergerakan Ikan Permukaan

Topografi bawah laut Kabupaten Kepulauan Selayar bervariasi, dari dangkal landai, hingga terjal berpalung. Selain terdapat pula, alur perairan dalam, dari pesisir pantai Pulau Selayar, ke perairan laut Flores, hingga laut bebas.
Alur perairan laut dalam ini menjadi alur pergerakan ikan permukaan, yang dalam perkembangannya melakukan migrasi dan sampai di perairan pesisir timur Pulau Selayar.
Saat melepas telurnya, telur-telur ikan tersebut kemudian terhampar di lamun dan karang untuk selanjutnya memija atau menetes dan dibesarkan di perairan Kepulauan Selayar sampai ke laut lepas.
Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menandaskan, “Kabupaten Kepulauan Selayar, termasuk bahagian penting dari keberadaan, segi tiga terumbu karang dunia,  yang bertetangga, atau bahkan, diapit oleh daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil lainnya yang juga merupakan sumber produksi pemasok pasar ikan karang dunia,” jelas orang nomor satu di daratan Bumi Tanadoang tersebut.(fadly)

Taman Laut Nasional Takabonerate Dinilai Potensial Sebagai Kawasan Wisata Diving

         Kabupaten Kepulauan Selayar, terdiri dari 130 pulau, dengan luas keseluruhan 10.503, 369 km2. Daerah ini, didiami oleh sekitar, 122.00 jiwa penduduk. Secara administratif Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 11 kecamatan, 79 desa, dan 7 kelurahan.

      Enam kecamatan berada di daratan Selayar dan lima kecamatan berada di kepulauan. Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas gugusan kepulauan dengan hamparan atol dan karang yang cukup luas.
Kawasan Taman Laut Nasional Takabonerate teridentifikasi sebagai atol terluas di Asia Tenggara, bahkan dalam perkembangannya  Taman Laut Nasional Takabonerate berhasil menempati urutan terluas ketiga di dunia setelah atol Kwajifein, Marshall dan atol Suvadiva di Maldives.
Kawasan Takabonerate memiliki keragaman biota laut yang sangat tinggi. Bahkan, di lokasi ini terdapat pula berbagai jenis biota langka atau endemik yang kemudian, menjadi dasar pemikiran penetapan Taman Laut Nasional Takabonerate berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/KPTS-11/1992.
Sebagai gugus pulau-pulau kecil, pemilik hamparan, atau tutupan karang yang cukup luas, maka Taman Laut Nasional Takabonerate dinilai potensial menjadi obyek wisata diving.
Selain itu,  Taman Laut Nasional Takabonerate juga telah dikembangkan dan dipasarkan oleh dua investor asing masing-masing asal Jerman dan Jepang. Sebagai hasilnya, dua lokasi obyek wisata yakni : kawasan pantai timur Bone Tappalang, dan Pantai Barat Pulau Selayar, tepatnya pantai Baloiya, kini telah dibeli oleh investor domestik.
Hal ini terungkap dari pernyataan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM saat menyampaikan laporan langsungnya dihadapan Gubernur Sulsel, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dan rombongan yang turut hadir dalam penyelenggaraan even Takabonerate Island Expedition III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, pada medio bulan November  2011  kemarin.
Syahrir menandaskan, “selama ini, Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi alur pergerakan air laut secara timbal balik antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan perairan Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki sirkulasi yang tinggi.
Tak heran, bila lautnya terbilang sangat jernih dan kaya akan potensi planton. Dikatakannya, selain sirkulasi air yang tinggi dan kekayaan akan planton, wilayah ini juga dikenal, kaya akan jenis biota laut yang ukurannya sangat besar, dibandingkan dengan biota yang sama pada perairan lainnya.
Jenis biota laut dimaksud diantaranya, kima raksasa, kelinci laut, dan Molamola, tandasnya menambahkan. (fadly)

Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal

Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah  Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
 Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.
Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)                     
           

Penggalan Kisah Yang Tersisa Dari Keberadaan Sumur Pangaru Desa Sambali

Sumur pangaru di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, menyisakan banyak cerita mistik dan fenomena alam yang sepintas lalu sulit untuk diterima oleh logika dan akal sehat.
Dimana sekali waktu, tepat di pertengahan malam purnama, di tahun 1990-an, warga  Sambali tiba-tiba dikagetkan dengan peristiwa meluapnya “sumur pangaru”.
Pada saat bersamaan, salah seorang warga bergegas menyampaikan fenomena tersebut kepada Ompu Janggo,  tokoh adat Sambali yang pada masa itu telah berusia ratusan tahun.
Mendengar informasi tersebut, sang tokoh adat berpostur bungkuk ini pun, langsung  bergegas menuju ke lokasi “sumur Pangaru” dengan menenteng sebuah ember plastik berukuran kecil.
Malam itu, adalah kali pertama Ompu Janggo datang ke sumur pangaru untuk mengambil air. Pasalnya, Ompu Janggo tak lagi mampu untuk menimba air di sumur, seperti kebanyakan warga Sambali pada umumnya.
Ironisnya, setelah Ompu Janggo datang dan mengambil air di sumur pangaru, air sumur, perlahan-lahan surut dan akhirnya kembali seperti sediakala. Keesokan harinya, warga Pulau Bonerate pun datang berbondong-bondong ke rumah Ompu Janggo untuk meminta air yang diseduhnya dari “sumur pangaru”.
Air yang diperoleh Ompu Janggo dari “Sumur Pangaru” diyakini warga masyarakat Kecamatan Pasimarannu mampu menjadi penangkal beragam bentuk penyakit.
Menurut penuturan Jumadin (36 tahun), dulunya sumur pangaru dikelilingi oleh tiga pohon besar yakni, pohon melai, sampela, dan dongkala yang sekaligus menjadi perisai atau pelindung tempat mandi masyarakat.
Kala itu, sebuah susunan batu gunung membungkus tulang Kima raksasa yang menjadi tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari masyarakat yang terbagi atas dua buah bangunan masing-masing untuk tempat mandi kaum pria dan kaum wanita.
Tempat mandi kaum pria diposisikan di sebelah utara sumur, sedang tempat mandi wanita berada di sebelah selatan sumur. Kendati sekarang, susunan batu gunung tersebut telah disulap menjadi sebuah bangunan kamar mandi permanen.
Bahkan, keberadaan pohon melai dan dongkala raksasa di  areal “Sumur Pangaru” tinggal sebuah cerita. Kedua pohon raksasa tersebut kini telah mati, lantaran, usianya yang telah berkisar ratusan tahun.
Membuat kedua pohon ini, tak lagi mampu mengimbangi daun dan tangkainya yang semakin hari, semakin bertambah lebat. Meski, ukuran lingkaran batangnya hampir mencapai lima  depah lengan orang dewasa.
Catatan Biography singkat Ompu Janggo    
Ompu Janggo adalah tokoh adat Desa Sambali berusia ratusan tahun yang  melewati sisa-sisa umurnya dalam kondisi bungkuk dan tidak jarang harus berjalan dengan menggunakan tumpuan tangan di atas tanah.
Rambut dan janggut panjang memutih sangat jelas menggambarkan usia rentah Ompu Janggo. Ironisnya, karena sampai diakhir usianya, gigi Ompu Janggo, tak satupun yang tanggal.
Berbeda dengan kondisi orang tua pada umumnya yang pada akhir usianya mulai terlihat ompong alias tidak lagi bergigi. Ingatannya pun tetap normal, dan sama sekali tidak luntur.
Sungguh, merupakan sebuah bentuk mukjizat luar biasa yang diturunkan Sang Pencipta kepada seorang Ompu Janggo. Sebab secara umum, orang yang telah berusia rentah rata-rata mulai pikun dan sering lupa ingatan. Penjelasan ini disampaikan Kepala Desa Sambali, Basra kepada wartawan hari, Jumat, (9/12) petang. (fadly syarif)  

  

  

  

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger