Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Selasa, 31 Januari 2012

Menapaki Keberadaan Benda Cagar Budaya Di Bumi Tanadoang, Kepulauan Selayar

     Ditinjau dari sudut pandang letak geografisnya yang terpisah dari daratan Sulawesi-Selatan ditambah dengan sepertiga wilayahnya yang dikelilingi oleh bentangan laut luas membuat penamaan Kabupaten Kepulauan Selayar tidak se tersohor kabupaten/kota lain di Indonesia.
     Namun siapa yang pernah membayangkan, bila daerah yang terletak di semenanjung paling selatan Provinsi Sulawesi-Selatan ini ternyata memiliki keanekaragaman potensi yang melimpah ruah, baik itu potensi sumber daya alam, maupun potensi khasanah seni & budaya.
     Salah satunya dapat dibuktikan dengan kembali ditemukannya kepemilikan benda cagar budaya berusia ratusan tahun oleh salah seorang warga masyarakat Lingkungan Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, bernama Sitti Halijah (67 tahun).
    Benda tersebut menyerupai sebuah piring yang pada awal mulanya berwarna kuning keemasan. Akan tetapi, seiring dengan usianya yang diperkirakan telah mencapai ratusan tahun, warna kuning keemasannya pun perlahan pudar dan berubah menjadi kusam kehijauan.
    Bahkan, pinggiran bagian  dalam benda tersebut mulai bolong termakan karat, bersamaan dengan terus berputarnya rotasi waktu dan pergantian tahun. Ditilik  dari perwajahan dan warnanya yang mulai kusam, benda ini seakan tak lagi memiliki nilai historis apa-apa bagi sang pemilik barang.
    Bagi seorang Sitti Halijah, benda tersebut tak lebih dari sekedar pengalas wadah pembakaran dupa atau yang dalam dialek bahasa Selayar kerap diistilahkan dengan Pa’dupa’ang.
    Dalam penuturannya kepada wartawan yang menyambangi rumahnya di lingkungan Bonea, hari Selasa, (31/1) 2012 pagi, Sitti Halijah mengungkapkan, pada awal mulanya, barang tersebut memiliki sebuah dudukan menyerupai baki bundar berukuran besar.
     Namun belakangan, dudukan dimaksud, raib saat dialih fungsikan menjadi wadah penyimpanan makanan kambing piaraan miliknya. Meski diakuinya, benda tersebut merupakan warisan ibunya, (almarhumah) Dg. Tuleng.
     Dg. Tuleng sendiri, mangkat sekira tiga belas tahun silam, tepatnya, di tahun 2000 lalu, dalam usianya yang telah menapaki seratus tahun kurang lebih. Sangat disayangkan memang, karena Dg. Tuleng keburu dipanggil Sang Ilahi.
    Hingga, tak banyak cerita yang bisa didapatkan dan ditransfer sekaitan dengan asal muasal benda bernilai sejarah tersebut, termasuk diantaranya, kisah menyangkut lemari bupet tua, yang saat ini menghuni kolong rumah bernomor 20 di lingkungan Bonea, Kelurahan Benteng Utara itu.
  Meski demikian, realita ini kembali menjadi bahan referensi dan pembuktian terbuka, akan betapa besarnya keanekaragaman potensi wisata yang terkandung di daerah berjuluk Bumi Tanadoang tersebut.
   Dan seandainya mungkin, keanekaraman potensi yang besar tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Maka bukan sebuah hal yang mustahil, bila kedepannya, keanekaragaman ini akan dapat memberi nilai tambah tersendiri bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar secara umum. (Laporan : Fadly Syarif)      

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger