Menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana menarik dan menumbuhkan kesan mendalam bagi wisatawan, merupakan sebuah keharusan, dalam mendorong promosi ke kalangan pasar yang lebih luas, terutama untuk menciptakan potensi kunjungan ulang.
Kendati harus diakui, bahwa keberhasilan program pengembangan sadar wisata sangat bergantung pada dukungan aksi para pelaku wisata itu sendiri dalam menjaga keindahan objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni.
Satu hal yang tak kalah pentingnya untuk diwujudkan yakni, menata tempat tinggal, dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi, serta menjaga karakter kelokalan dengan tetap menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Andi Mappagau, SE dalam kesempatan wawancara ekslusif dengan wartawan, bertempat di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakannya, menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan menjadi salah satu unsur terpenting yang perlu mendapat perhatian semua pihak.
Terkait hal tersebut, para pelaku wisata diharapkan dapat turut serta menjaga kebersihan sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata dengan cara tidak membuang sampah atau limbah sembarangan.
Selain, diharapkan mampu menyiapkan makanan dan minuman higienis dengan dukungan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih, para petugas pemandu wisata, maupun pramu saji, wajib berpenampilan menarik, serta mengenakan pakaian bersih dan rapi.
Terlepas dari kesemua hal tersebut, masyarakat dan para wisata daerah juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang menawarkan suasana nyaman, dan asri.
Sehingga dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan rasa “betah” bagi wisatawan dan mendorong mereka untuk melakukan kunjungan yang lebih panjang, serta tinggal berlama-lama di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kesemuanya, akan tercipta melalui kesadaran melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon dan memelihara penghijuan di daerah objek yang menjadi daya tarik wisata, maupun jalur-jalur wisata.
Dengan tetap menjaga kondisi sejuk di dalam ruangan umum, hotel, penginapan, losmen, restoran, dan alat transportasi serta tempat terbuka lainnya.
Lebih jauh, masyarakat hendaknya dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan. Sehingga, wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya ke seluruh kawasan destinasi wisata.
Rasa aman akan tercipta, disaat masyarakat mampu memelihara keamanan lingkungan, menolong, dan melindungi wisatawan, serta membantu memberi informasi kepada wisatawan.
Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik dengan tidak menganggu wisatawan dan menjaga lingkungan agar tetap bebas dari bahaya penyakit menular, merupakan salah satu bentuk sikap bersahabat yang sangat diharapkan wisatawan, ujar Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar di era pemerintahan Drs. H. M. Akib Patta ini.
Mappagau berharap banyak, masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar secara umum akan dapat menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana akrab, bersahabat, bak berada di rumah sendiri.
Sikap ini menurutnya, diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan promosi dan prospek pasar yang lebih luas, plus mendorong minat kunjungan ulang wisatawan.
Kepada para petugas pemandu wisata dan pramu saji, Mappagau berpesan, bersikaplah sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan dalam memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan dan santun.
Hadirkan rasa simpati di kalangan wisatawan dengan senantiasa menampilkan sikap dan perilaku terpuji, budayakan senyum dan keramah tamahan yang tulus.
Insya Allah, sikap keramah tamahan, akan menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan dalam rangka memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.
Terutama, disaat masyarakat mulai mampu mewujudkan budaya antri dengan menjunjung tinggi disiplin waktu, tepat waktu, serba teratur, rapi, memelihara lingkungan dan mentaati semua peraturan yang berlaku.
Sehingga, semua sisi kehidupan berbangsa, dan bermasyarakat akan berjalan lancar dengan ditunjang oleh keteraturan yang tinggi, pungkasnya. (fadly)