Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang
Minggu, 18 Desember 2011
Potongan Perahu Sampan Terdampar Akhirnya Berhasil Dievakuasi Ke Darat
Atas bantuan warga masyarakat dan Babinsa Kelurahan Benteng Utara, barang bukti, potongan perahu sampan nelayan, sepanjang kurang lebih 3 meter yang terdampar di pesisir pantai Lingkungan Mangara Bombang, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, berhasil dievakuasi ke darat, pada hari Minggu, (18/12) siang, sekira pukul 11.30 WITA.
Tindakan evakuasi dilakukan, setelah sebelumnya penemuan potongan sampan ini sempat dikoordinasikan dengan pemerintah kelurahan Benteng Utara dan Camat Benteng.
Babinsa Kelurahan Benteng Utara menandaskan, evakuasi sengaja dilakukan untuk menghindari potongan perahu tersebut kembali dihantam ombak, dan akhirnya terseret lebih jauh dari lokasi awalnya.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, potongan perahu sampan ini diperkirakan berasal dari luar wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar dengan mengingat, wilayah perairan Kepulauan Selayar yang berdekatan dengan Pulau Samalona, Kodingareng, Kota Makassar dan sekitarnya.
Terkait penemuan ini, masyarakat mengharapkan, “pihak-pihak terkait, dapat kembali mengefektifkan posko penanggulangan bencana di masing-masing wilayah kelurahan, desa, dan kecamatan, terutama yang kawasannya berada di daerah pesisir pantai”.
Kendati, posko penanggulangan bencana daerah di tingkat kabupaten telah sejak lama melakukan langkah antisipasi menyambut mulai masuknya musim cuaca buruk.
Masyarakat juga berharap, Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi Kabupaten Kepulauan Selayar dapat menyiagakan reviter dan alat komunikasi radio panggilnya guna memudahkan arus komunikasi, bila sewaktu-waktu terjadi peristiwa yang berada di luar dugaan.
Terlebih lagi, kondisi angin kencang yang disertai dengan badai gelombang pasang dalam beberapa hari terakhir, dinilai sejumlah pihak sangat rawan menjadi pemicu terjadinya kecelakaan pelayaran di laut. (fadly)
Sabtu, 17 Desember 2011
Mengantisipasi Musibah Pelayaran Kapal MV. Minanga Ekspres Diistrahatkan
Menyusul mulai berhembusnya angin barat di atas langit Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, dua kapal cepat yang sehari-harinya melayani route penyeberangan, Dermaga Rauf Rahman Benteng Selayar, dan Dermaga Lappe’e, Kabupaten Bulukumba, terpaksa menghentikan sementara aktivitas pelayarannya.
Sampai hari, Rabu, (14/12) pagi, kapal fiber MV. Minanga Ekspress 05 dan 07 tampak masih duduk manis di bibir kolam perlindungan, Dermaga Rauf Rahman, Benteng Selayar.
Padahal, kedua kapal asal Tanjung Pinang ini, biasanya lebih banyak berada di Kabupaten Bulukumba. Terutama, saat musim barat mulai melanda perairan laut Kabupaten Kepulauan Selayar dan sekitarnya.
Komandan Pos SAR Kabupaten Kepulauan Selayar, Djunaidi, S.Sos mengungkapkan, “pelayaran, kapal fiber MV. Marina Express 05, dan MV. Marina Express 07 sengaja dihentikan sementara untuk menekan potensi kecelakaan pelayaran, selama musim barat tahun 2011 ini”.
Penghetian sementara arus pelayaran kedua kapal fiber ini, tak lebih dari sekedar, aba-aba kehatia-hatian, bagi para pemilik perusahaan armada pelayaran untuk senantiasa mawas diri. Sebelum kemudian, korban kecelakaan pelayaran kembali mengalami pertambahan.
Sampai diturunkannya berita ini, Djunaidi tidak berani memastikan sampai kapan, pelayaran kapal cepat ini akan diistrahatkan. Yang pasti, kapal akan kembali diizinkan berlayar, saat kondisi gelombang laut kembali normal, seperti sediakala, pungkas Jun, saat dikonfirmasi via telefon selularnya, hari Senin, (14/12) pagi. (fadly)
Polres Kepulauan Selayar Lakukan Antisipasi Dini Jelang Cuaca Buruk Tahun 2011
Aparat Polres Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan mulai melakukan serangkaian persiapan dalam rangka mengantisipasi cuaca buruk tahun 2011, menyusul mulai berhembusnya angin barat dalam beberapa pekan terakhir.
Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP. Setiady, SH kepada wartawan menyampaikan, “Mengantisipasi cuca buruk tahun ini, Polres Kabupaten Kepulauan Selayar, telah menyiagakan dan membentuk formasi regu tanggap bencana yang terdiri atas satu peleton pasukan unit reaksi cepat yang selanjutnya akan bergabung dengan personil Pos Sar Kepulauan Selayar.
Polres Kepulauan Selayar, bahkan telah menyiapkan satu unit tenda komando/lapangan, berikut, dukungan beberapa buah velbed, dan satu unit kapal patroli cepat yang diharapkan dapat berfungsi maksimal dalam membantu proses evakuasi korban kecelakaan laut maupun peristiwa banjir.
Senada dengan pernyataan Kapolres, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kepulauan Selayar, H. Eddi Sujarman hari Senin, (14/12) pagi menandaskan, “Jauh sebelum musim barat mulai bertiup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, telah lebih awal menyiagakan satu peleton personil gabungan, masing-masing, dari unsur BPBD, Tim Tagana, dan unit pemadam kebakaran, serta Tim Rescue”.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah kabupaten, terhadap kelancaran tugas-tugas tim di lapangan, sejumlah persiapan fisik pun telah dilakukan, mulai dari penyiapan, tandu, tenda komando, tenda keluarga sampai kepada penyediaan 15 unit fasilitas velbed.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar juga telah menyiagakan, satu unit perahu karet, berikut, sarana proteksi keamanan diri berupa, 20 buah life jacket, dan 1 buah ring boy.
Fasilitas ini kata Eddi, diperuntukkan khusus untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional patroli, dan evakuasi korban, bila sewaktu-waktu terjadi musibah kecelakaan kapal tenggelam, tandas mantan Sekretaris Badan Keuangan Kabupaten Kepulauan Selayar ini. (fadly)
Ikan Langka, Perusahaan Penampung Nganggur
Dalam beberapa pekan terakhir, kelangkaan ikan di pasar sentral Bonea, Kabupaten Kepulauan Selayar mulai dirasakan sejumlah ibu rumah tangga di daerah ini.
Bilapun ada, harga ikan baru bisa dijangkau dengan harga bervariasi antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 20.000,- per enam ekor. Itupun, mereka hanya bisa memperoleh ikan kecil.
Dari pantauan wartawan di lapangan, sejumlah perusahaan penampung ikan di dalam ruas kota Benteng, terlihat hanya diwarnai oleh keberadaan keranjang ikan dan tumpukan gabus kosong tak berisi.
Kondisi Pasar Sentral Bonea pun terpantau semakin lengang dari kunjungan pembeli. Terkait hal tersebut, sejumlah pedagang pasar pun, nekat menjajakan dagangan sayur dan ikan, dengan berkeliling kota Benteng, menggunakan becak di tengah terik panas matahari.(fadly)
Antisipasi Cuaca Buruk Nelayan Pesisir Bongkar Mesin Perahu
Mengantisipasi kembali berhembusnya cuaca buruk untuk tahun 2011, puluhan nelayan pesisir di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tampak mulai mengevakuasi perahu mereka ke darat.
Sebahagian warga nelayan terlihat mengamankan perahu di sekitar tanggul pantai, dan pekarangan rumah. Bahkan, salah satu warga nelayan di ruas jalan Soekarno Hatta, Benteng, terpantau telah membongkar mesin kapal jollornya.
Sembari menantikan kembali membaiknya cuaca di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, sebahagian warga nelayan lebih memilih untuk tinggal di rumah dan memperbaiki perlengkapan melaut milik mereka, semisal jaring dan perahu. (fadly syarif)
Potongan Perahu Bercat Merah Ditemukan Terdampar di Pantai Mangara’ Bombang
Sebuah potongan perahu nelayan tradisional bercat warna merah ditemukan terdampar di pesisir pantai Lingkungan Mangara Bombang, Tanjung Menangis, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Penemuan potongan perahu ini ditemukan salah seorang tenaga potensi SAR Kabupaten Kepulauan Selayar yang secara kebetulan sedang melakukan pantauan kondisi cuaca buruk, pada hari Sabtu, (17/12) petang, sembari menyisir bibir pantai di sepanjang ibukota Benteng.
Mengingat, pesisir pantai kota Benteng, sangat potensial menjadi lokasi terdamparnya beragam limbah, ataupun barang-barang yang diduga berasal dari kapal-kapal tenggelam, di sekitar perairan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Upaya evakuasi pun telah semaksimal mungkin dilakukan. Namun, karena kondisi potongan kapal yang sangat berat, percobaan evakuasi akhirnya gagal dilakukan.
Usai mengabadikan gambar potongan perahu tersebut, kejadian ini langsung dilaporkan kepada personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Dari dugaan sementara, “potongan perahu ini diduga merupakan milik nelayan tradisional yang nekat turun melaut dalam kondisi cuaca buruk”.
Sampai akhirnya, perahu tersebut pecah dan terhempas gelombang pasang ke arah bibir pantai Lingkungan Mangara Bombang, Kelurahan Benteng Utara, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, potongan perahu ini berasal dari kapal KLM. Sinar Bahagia yang tenggelam di Bone Kebo, Kabupaten Bulukumba, hari Kamis, (15/12) lalu.
Kapal ini dinyatakan tenggelam, setelah kurang lebih dua jam melakukan perjalanan dari Dermaga Lappe’e, Kabupaten Bulukumba, menuju Dermaga Rauf Rahman Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly syarif)
Jumat, 16 Desember 2011
KLM. Sinar Bahagia Tenggelam Di Perairan Bone Kebo, Bulukumba
Sebuah kapal naas bermuatan solar asal Kabupaten Bulukumba yang rencananya akan bertolak menuju Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tiba-tiba dihantam gelombang pasang, dan akhirnya tenggelam di perairan Bone Kebo, Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, sekira pukul 17.00 WITA.
Informasi tenggelamnya KLM. Sinar Bahagia ini disampaikan salah seorang pegawai kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar bernama Misbah dan Kasie Ops sekira pukul, 19.15 WITA.
Setelah menerima laporan tenggelamnya KLM. Sinar Bahagia, regu tanggap bencana dari Polres Kabupaten Bulukumba, Pos SAR Kabupaten Kepulauan Selayar-Bulukumba, dan petugas Syahbandar Pelabuhan Bira, langsung turun dan melakukan pencarian terhadap para korban,
Meski sebelumnya, pencarian sempat terganggu oleh cuaca di sekitar TKP yang tidak bersahabat. Pencarian baru membuahkan hasil sekira pukul 20.45, bersamaan dengan berhasil diselamatkannya lima orang anak buah kapal, masing-masing atas nama : Firdaus, (Nakhoda), Riffal, Juna, dan Samado.
Pada saat bersamaan, kapal bermuatan 30 ton solar, bernomor lambung 29 GT ini, berhasil ditarik menuju Pelabuhan Bira dengan menggunakan kapal KLM. Al Fahia.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Search And Rescue, Pos SAR Kabupaten Kepulauan Selayar-Bulukumba, Djunaidi, S.Sos, MM, saat dimintai konfirmasi oleh wartawan via telefon selularnya hari, Jumat, (16/12) pagi.
Menurutnya, kapal naas ini tenggelam di sekitar perbatasan Tanjung Bira-Kabupaten Kepulauan Selayar atau pada titik koordinat 5◦38’-36,24” S dan 120◦-53’ 16,82” T, (Elev 1682 m), dengan ketinggian mata sekitar 414.30 km, jelasnya.
Sebelum tenggelam, kapal KLM. Sinar Bahagia berangkat dari Pelabuhan Lappe’e, Kabupaten Bulukumba dengan tujuan Dermaga Rauf Rahman, Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, ujar Kakandpel Bulukumba, Aspar yang dihubungi wartawan via telefon selularnya hari Jumat, (16/12) pagi.(fadly syarif)
Kamis, 15 Desember 2011
Semangat Kebersamaan & Kekompakan Awali Pembangunan Desa Sambali
Pemekaran Desa Sambali, yang sebelumnya masih merupakan wilayah Desa Bonea, menjadi bukti nyata, besarnya semangat kebersamaan, dan kekompakan masyarakat setempat, termasuk, pada kegiatan pembangunan.
Semangat kebersamaan ini, telah dipupuk masyarakat Desa Sambali sejak ratusan tahun silam. Dimana hal tersebut, telah direfleksikan secara nyata oleh masyarakat pada kegiatan pembangunan Dermaga Sambali, sepanjang kurang lebih 70 meter, yang pekerjaannya, dilakukan melalui swadaya murni masyarakat pada tahun 2000 lalu.
Dapat dibayangkan, seandainya proyek ini dibangun dari pos anggaran APBD, nilainya sudah pasti, mencapai Milyaran rupiah.
Semangat gotong royong ini, kembali diaplikasikan masyarakat Desa Sambali pada pelaksanaan perintisan jalan tani, ruas Sambali Barat menuju Dati, sepanjang kurang lebih 500 meter, dengan lebar 2,5 meter, yang pelaksanaannya lagi-lagi dikerjakan melalui swadaya murni masyarakat.
Berangkat modal kebersamaan, dan kekompakan tersebut, tepatnya di era tahun 2008 lalu, Desa Sambali, berhasil mewakili Kecamatan Pasimarannu sebagai basis binaan lembaga PNPM peringkat pertama, untuk tingkat Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut dibuktikan masyarakat Desa Sambali melalui keberhasilannya dalam menuntaskan proyek perintisan jalan tani yang menghubungkan Dusun Sambali Timur dengan Pantai Larabu, sepanjang kurang lebih 5 km.
Keberhasilan yang sama kembali diukir masyarakat Desa Sambali, pada penuntasan kegiatan perintisan jalan, ruas Sambali Timur, menuju Pantai Lea-Lea, di Dusun Sambali Barat, sepanjang kurang lebih 5 km.
Meski pada saat bersamaan, tak sepeser rupiah pun anggaran pekerjaan yang bisa dicairkan dari lembaga PNPM kabupaten. Pada saat bersamaan, Desa Sambali kembali mendapat kehormatan mewakili Provinsi Sulawesi-Selatan sebagai penggiat program PNPM terbaik, urutan ketiga di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan perangkat Desa Sambali, Jumadin kepada wartawan hari Kamis, (15/12) pagi. (fadly syarif)
Penemuan Longsoran Proyek Drainase Warnai Peringatan Hari Anti Korupsi Se Dunia (1)
Peringatan hari anti korupsi se dunia di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan diwarnai dengan penemuan sejumlah titik longsoran proyek drainase yang tersebar di beberapa ruas jalan, di dalam areal kota Benteng Selayar.
Longsoran proyek drainase sepanjang kurang lebih 400 meter-an ini ditemukan hari Jum’at, (9/12), sekira pukul 16.30 WITA. Dari hasil analisa sementara di lapangan disimpulkan longsoran proyek ini diduga kuat, terjadi akibat tingginya curah hujan yang dalam beberapa pekan terakhir, rutin melanda kabupaten di penghujung paling selatan provinsi Sulawesi-Selatan tersebut.
Terkait dengan peristiwa ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, Ir. H. Arfan, enggan berkomentar banyak menyikapi, penemuan sejumlah lokasi longsoran proyek drainase yang tersebar di beberapa ruas jalan, di dalam kawasan kota Benteng Selayar.
Untuk menentukan penyebab pasti longsornya proyek ini, pihak dinas pekerjaan umum Kabupaten Kepulauan Selayar akan melakukan survey langsung ke TKP dan menganalisa kronologis awal terjadinya longsor.
Pasalnya, persoalan seperti ini tidak bisa direka-reka, kilah Arfan saat dimintai konfirmasi oleh wartawan hari, Selasa, (13/12) siang, bertempat, di ruang tunggu Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menurutnya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar akan secepatnya melakukan inventarisir terhadap proyek-proyek drainase yang membutuhkan pembenahan segera.
Pihaknya, bahkan telah merancang design terbaik yang akan digunakan dalam kegiatan pembenahan proyek drainase dimaksud, kuncinya. (fadly)
Selasa, 13 Desember 2011
Giliran Wabup Kepulauan Selayar Lakukan Registrasi e-KTP
Sekira pukul 16.00 WITA, hari Senin, (5/12) Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Saiful Arif, SH didampingi istri dan anggota keluarga, secara resmi melakukan registrasi e-KTP bertempat, di ruang pelayanan pendaftaran administrasi kependudukan Kantor Camat Benteng di ruas jalan RE. Martadinata.
Orang nomor dua di Kabupaten Kepulauan Selayar ini datang dengan menggunakan dua unit armada mobil dinas bernomor polisi DD 5 J dan DD. 555 J.
Kedatangan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar bersama anggota keluarga, disambut langsung Camat Benteng, Drs. Syafruddin, MH didampingi jajaran Dinas Kependudukan & Catatan Sipil, serta Kepala Bidang Pemberitaan Humas Setda, Imran….bersama staf.
Seusai melakukan registrasi e-KTP, Saiful menyempatkan diri berbincang dengan Camat Benteng, Drs. H. Syafruddin, MH dan dua orang pegawai Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam perbincangan tersebut, mantan Ketua Bappeda Kepulauan Selayar ini sempat mempertanyakan jumlah warga masyarakat yang telah melakukan registrasi e-KTP di wilayah Kecamatan Benteng.
Menimpali pertanyaan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, staf Dinas Kependudukan & Catatan Sipil menandaskan, “sampai dengan pertengahan bulan Desember 2011, proses entri e-KTP di Kecamatan Benteng, telah mencapai angka 61, 8 persen, atau 10.691 dari total keseluruhan penduduk Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 24.779”. (fadly)
Beragam Kendala Dan Tantangan Hadang Pengembangan Potensi Selayar
Kendati, Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki berbagai potensi, keunggulan dan peluang. Akan tetapi, di sana-sini masih juga ditemukan beragam kendala yang perlu mendapat perhatian pembenahan bersama dengan para pihak terkait dalam menata pengembangan lebih lanjut.
Menyusul mulai berkembangnya usaha pariwisata yang pengelolaannya dilakukan oleh PT. Selayar Dive Resort di Kawasan Pantai Timur dan PT. Selayar Island Resort di Kawasan Pantai Baloiya, Pulau Selayar yang selama keberadaannya telah banyak menerima tamu dan kunjungan.
Terkait hal tersebut, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menjelaskan, untuk dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat dan daerah, perlu dirumuskan regulasi kewajiban Corporate Social Responsibility.
Disamping itu, kewajiban membangun mata rantai usaha yang melibatkan masyarakat dengan dukungan tenaga ahli menjadi sebuah hal yang mutlak dilakukan sebagai refleksi pelibatan masyarakat dalam penentuan arah kebijakan pemerintahan, cetus Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto itu, dihadapan para tamu undangan, dan segenap peserta even Takabonerate Island Expedition III, yang turut dihadiri Gubernur dan Kapolda Sulselbar. (fadly)
Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal
Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.
Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)
Keunggulan Komparatif Geostrategis, Sulap Selayar Sebagai Lintasan Pergerakan Barang
Dihadapan Gubernur Sulsel dan rombongan, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM dalam sambutan tertulisnya pada upacara pembukaan Takabonerate Island Expedition III beberapa waktu lalu mengungkapkan, “Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki keunggulan komparatif geostrategis”.
Karena itu, penunjukan Selayar sebagai lintasan pergerakan arus barang dan jasa nusantara, antara kawasan barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia, serta jalur transportasi mancanegara melalui Alki 3 di bagian timur Kepulauan Selayar, bukanlah, sebuah hal yang terlalu berlebihan.
Dikatakannya, untuk mempertahankan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, serta untuk menunjang pengembangan pariwisata bahari, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melalui surat keputusan bupati telah menetapkan 57 kawasan konservasi laut, yang diistilahkan dengan “Daerah Perlindungan Laut”.
Kawasan Daerah Perlindungan Laut ini tersebar meluas pada 52 desa pesisir yang dijaga oleh 57 kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas,red) dengan dukungan penetapan Perda No. 8 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Terumbu Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly)
Perairan Laut Kepulauan Selayar Alur Pergerakan Ikan Permukaan
Topografi bawah laut Kabupaten Kepulauan Selayar bervariasi, dari dangkal landai, hingga terjal berpalung. Selain terdapat pula, alur perairan dalam, dari pesisir pantai Pulau Selayar, ke perairan laut Flores, hingga laut bebas.
Alur perairan laut dalam ini menjadi alur pergerakan ikan permukaan, yang dalam perkembangannya melakukan migrasi dan sampai di perairan pesisir timur Pulau Selayar.
Saat melepas telurnya, telur-telur ikan tersebut kemudian terhampar di lamun dan karang untuk selanjutnya memija atau menetes dan dibesarkan di perairan Kepulauan Selayar sampai ke laut lepas.
Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menandaskan, “Kabupaten Kepulauan Selayar, termasuk bahagian penting dari keberadaan, segi tiga terumbu karang dunia, yang bertetangga, atau bahkan, diapit oleh daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil lainnya yang juga merupakan sumber produksi pemasok pasar ikan karang dunia,” jelas orang nomor satu di daratan Bumi Tanadoang tersebut.(fadly)
Taman Laut Nasional Takabonerate Dinilai Potensial Sebagai Kawasan Wisata Diving
Kabupaten Kepulauan Selayar, terdiri dari 130 pulau, dengan luas keseluruhan 10.503, 369 km2. Daerah ini, didiami oleh sekitar, 122.00 jiwa penduduk. Secara administratif Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 11 kecamatan, 79 desa, dan 7 kelurahan.
Enam kecamatan berada di daratan Selayar dan lima kecamatan berada di kepulauan. Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas gugusan kepulauan dengan hamparan atol dan karang yang cukup luas.
Kawasan Taman Laut Nasional Takabonerate teridentifikasi sebagai atol terluas di Asia Tenggara, bahkan dalam perkembangannya Taman Laut Nasional Takabonerate berhasil menempati urutan terluas ketiga di dunia setelah atol Kwajifein, Marshall dan atol Suvadiva di Maldives.
Kawasan Takabonerate memiliki keragaman biota laut yang sangat tinggi. Bahkan, di lokasi ini terdapat pula berbagai jenis biota langka atau endemik yang kemudian, menjadi dasar pemikiran penetapan Taman Laut Nasional Takabonerate berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/KPTS-11/1992.
Sebagai gugus pulau-pulau kecil, pemilik hamparan, atau tutupan karang yang cukup luas, maka Taman Laut Nasional Takabonerate dinilai potensial menjadi obyek wisata diving.
Selain itu, Taman Laut Nasional Takabonerate juga telah dikembangkan dan dipasarkan oleh dua investor asing masing-masing asal Jerman dan Jepang. Sebagai hasilnya, dua lokasi obyek wisata yakni : kawasan pantai timur Bone Tappalang, dan Pantai Barat Pulau Selayar, tepatnya pantai Baloiya, kini telah dibeli oleh investor domestik.
Hal ini terungkap dari pernyataan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM saat menyampaikan laporan langsungnya dihadapan Gubernur Sulsel, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dan rombongan yang turut hadir dalam penyelenggaraan even Takabonerate Island Expedition III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, pada medio bulan November 2011 kemarin.
Syahrir menandaskan, “selama ini, Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi alur pergerakan air laut secara timbal balik antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan perairan Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki sirkulasi yang tinggi.
Tak heran, bila lautnya terbilang sangat jernih dan kaya akan potensi planton. Dikatakannya, selain sirkulasi air yang tinggi dan kekayaan akan planton, wilayah ini juga dikenal, kaya akan jenis biota laut yang ukurannya sangat besar, dibandingkan dengan biota yang sama pada perairan lainnya.
Jenis biota laut dimaksud diantaranya, kima raksasa, kelinci laut, dan Molamola, tandasnya menambahkan. (fadly)
Ratusan Tahun Petani Desa Sambali Membangun Kemandirian Lokal
Keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik tanpa suntikan bantuan pemerintah, merupakan sebuah filosofi yang lahir secara alami di lingkungan masyarakat marginal dari lapisan petani Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hal tersebut telah dituangkan masyarakat Desa Sambali melalui program budidaya tanaman kacang hijau dan jambu mente selama beratus-ratus tahun tanpa sedikitpun pernah merasakan sentuhan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari tangan petani, hasil panen kacang hijau yang biasanya tiba pada setiap bulan Juni dalam tahun berjalan, selanjutnya dijual ke beberapa pengusaha penampung, di kota Makassar, Buton, Bau-Bau, dan sejumlah daerah lain di tanah air yang telah sejak lama menjadi daerah langganan pemasaran kacang hijau, asal Pulau Bonerate.
Meski hingga saat ini, petani Desa Sambali masih harus melakukan pemasaran hasil-hasil bumi dengan menggunakan angkutan perahu tradisional, berupa kapal Jolor yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk turun melaut.
Akan tetapi, kondisi ini tak lantas membuat mereka berkecil hati, apatah lagi, sampai berputus asa. Justeru sebaliknya, masyarakat petani Desa Sambali kian terlihat bergairah dan bersemangat untuk membangkitkan kemandirian dalam pengelolaan potensi wilayah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Hingga pada akhirnya, masyarakat petani Desa Sambali mampu menghasilkan komoditas kacang hijau yang jauh lebih berkualitas dan bermutu melalui dukungan keberadaan 7 unit mesin pengolahan kacang hijau yang dibeli langsung masyarakat dari sejumlah kota di tanah air, salah satunya dari kota Makassar, Sulawesi-Selatan.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Desa Sambali terpilih periode 2011-2015, Basra, saat menerima kunjungan wartawan di Kantor Perwakilan Kecamatan Pasimarannu di Jl. S.Siswomiharjo Benteng Selayar, hari Jumat, (9/12) petang.
Ungkapan senada dilontarkan Sekretaris Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. Makkawaru yang secara blab-blabkan mengakui, “bibit kacang hijau, asal Desa Sambali menempati posisi dengan kualitas terbaik, di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Penuturan tersebut disampaikannya dalam sebuah kesempatan perbincangan singkat dengan wartawan bertempat, di ruang tunggu rumah jabatan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa waktu lalu. (fadly syarif)
Penggalan Kisah Yang Tersisa Dari Keberadaan Sumur Pangaru Desa Sambali
Sumur pangaru di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, menyisakan banyak cerita mistik dan fenomena alam yang sepintas lalu sulit untuk diterima oleh logika dan akal sehat.
Dimana sekali waktu, tepat di pertengahan malam purnama, di tahun 1990-an, warga Sambali tiba-tiba dikagetkan dengan peristiwa meluapnya “sumur pangaru”.
Pada saat bersamaan, salah seorang warga bergegas menyampaikan fenomena tersebut kepada Ompu Janggo, tokoh adat Sambali yang pada masa itu telah berusia ratusan tahun.
Mendengar informasi tersebut, sang tokoh adat berpostur bungkuk ini pun, langsung bergegas menuju ke lokasi “sumur Pangaru” dengan menenteng sebuah ember plastik berukuran kecil.
Malam itu, adalah kali pertama Ompu Janggo datang ke sumur pangaru untuk mengambil air. Pasalnya, Ompu Janggo tak lagi mampu untuk menimba air di sumur, seperti kebanyakan warga Sambali pada umumnya.
Ironisnya, setelah Ompu Janggo datang dan mengambil air di sumur pangaru, air sumur, perlahan-lahan surut dan akhirnya kembali seperti sediakala. Keesokan harinya, warga Pulau Bonerate pun datang berbondong-bondong ke rumah Ompu Janggo untuk meminta air yang diseduhnya dari “sumur pangaru”.
Air yang diperoleh Ompu Janggo dari “Sumur Pangaru” diyakini warga masyarakat Kecamatan Pasimarannu mampu menjadi penangkal beragam bentuk penyakit.
Menurut penuturan Jumadin (36 tahun), dulunya sumur pangaru dikelilingi oleh tiga pohon besar yakni, pohon melai, sampela, dan dongkala yang sekaligus menjadi perisai atau pelindung tempat mandi masyarakat.
Kala itu, sebuah susunan batu gunung membungkus tulang Kima raksasa yang menjadi tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari masyarakat yang terbagi atas dua buah bangunan masing-masing untuk tempat mandi kaum pria dan kaum wanita.
Tempat mandi kaum pria diposisikan di sebelah utara sumur, sedang tempat mandi wanita berada di sebelah selatan sumur. Kendati sekarang, susunan batu gunung tersebut telah disulap menjadi sebuah bangunan kamar mandi permanen.
Bahkan, keberadaan pohon melai dan dongkala raksasa di areal “Sumur Pangaru” tinggal sebuah cerita. Kedua pohon raksasa tersebut kini telah mati, lantaran, usianya yang telah berkisar ratusan tahun.
Membuat kedua pohon ini, tak lagi mampu mengimbangi daun dan tangkainya yang semakin hari, semakin bertambah lebat. Meski, ukuran lingkaran batangnya hampir mencapai lima depah lengan orang dewasa.
Catatan Biography singkat Ompu Janggo
Ompu Janggo adalah tokoh adat Desa Sambali berusia ratusan tahun yang melewati sisa-sisa umurnya dalam kondisi bungkuk dan tidak jarang harus berjalan dengan menggunakan tumpuan tangan di atas tanah.
Rambut dan janggut panjang memutih sangat jelas menggambarkan usia rentah Ompu Janggo. Ironisnya, karena sampai diakhir usianya, gigi Ompu Janggo, tak satupun yang tanggal.
Berbeda dengan kondisi orang tua pada umumnya yang pada akhir usianya mulai terlihat ompong alias tidak lagi bergigi. Ingatannya pun tetap normal, dan sama sekali tidak luntur.
Sungguh, merupakan sebuah bentuk mukjizat luar biasa yang diturunkan Sang Pencipta kepada seorang Ompu Janggo. Sebab secara umum, orang yang telah berusia rentah rata-rata mulai pikun dan sering lupa ingatan. Penjelasan ini disampaikan Kepala Desa Sambali, Basra kepada wartawan hari, Jumat, (9/12) petang. (fadly syarif)
Senin, 12 Desember 2011
Bumi Kepulauan Selayar Menuju Kawasan Pengembangan Sadar Wisata
Menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana menarik dan menumbuhkan kesan mendalam bagi wisatawan, merupakan sebuah keharusan, dalam mendorong promosi ke kalangan pasar yang lebih luas, terutama untuk menciptakan potensi kunjungan ulang.
Kendati harus diakui, bahwa keberhasilan program pengembangan sadar wisata sangat bergantung pada dukungan aksi para pelaku wisata itu sendiri dalam menjaga keindahan objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni.
Satu hal yang tak kalah pentingnya untuk diwujudkan yakni, menata tempat tinggal, dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi, serta menjaga karakter kelokalan dengan tetap menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Andi Mappagau, SE dalam kesempatan wawancara ekslusif dengan wartawan, bertempat di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakannya, menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan menjadi salah satu unsur terpenting yang perlu mendapat perhatian semua pihak.
Terkait hal tersebut, para pelaku wisata diharapkan dapat turut serta menjaga kebersihan sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata dengan cara tidak membuang sampah atau limbah sembarangan.
Selain, diharapkan mampu menyiapkan makanan dan minuman higienis dengan dukungan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih, para petugas pemandu wisata, maupun pramu saji, wajib berpenampilan menarik, serta mengenakan pakaian bersih dan rapi.
Terlepas dari kesemua hal tersebut, masyarakat dan para wisata daerah juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang menawarkan suasana nyaman, dan asri.
Sehingga dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan rasa “betah” bagi wisatawan dan mendorong mereka untuk melakukan kunjungan yang lebih panjang, serta tinggal berlama-lama di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kesemuanya, akan tercipta melalui kesadaran melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon dan memelihara penghijuan di daerah objek yang menjadi daya tarik wisata, maupun jalur-jalur wisata.
Dengan tetap menjaga kondisi sejuk di dalam ruangan umum, hotel, penginapan, losmen, restoran, dan alat transportasi serta tempat terbuka lainnya.
Lebih jauh, masyarakat hendaknya dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan. Sehingga, wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya ke seluruh kawasan destinasi wisata.
Rasa aman akan tercipta, disaat masyarakat mampu memelihara keamanan lingkungan, menolong, dan melindungi wisatawan, serta membantu memberi informasi kepada wisatawan.
Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik dengan tidak menganggu wisatawan dan menjaga lingkungan agar tetap bebas dari bahaya penyakit menular, merupakan salah satu bentuk sikap bersahabat yang sangat diharapkan wisatawan, ujar Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar di era pemerintahan Drs. H. M. Akib Patta ini.
Mappagau berharap banyak, masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar secara umum akan dapat menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana akrab, bersahabat, bak berada di rumah sendiri.
Sikap ini menurutnya, diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan promosi dan prospek pasar yang lebih luas, plus mendorong minat kunjungan ulang wisatawan.
Kepada para petugas pemandu wisata dan pramu saji, Mappagau berpesan, bersikaplah sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan dalam memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan dan santun.
Hadirkan rasa simpati di kalangan wisatawan dengan senantiasa menampilkan sikap dan perilaku terpuji, budayakan senyum dan keramah tamahan yang tulus.
Insya Allah, sikap keramah tamahan, akan menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan dalam rangka memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.
Terutama, disaat masyarakat mulai mampu mewujudkan budaya antri dengan menjunjung tinggi disiplin waktu, tepat waktu, serba teratur, rapi, memelihara lingkungan dan mentaati semua peraturan yang berlaku.
Sehingga, semua sisi kehidupan berbangsa, dan bermasyarakat akan berjalan lancar dengan ditunjang oleh keteraturan yang tinggi, pungkasnya. (fadly)
Langganan:
Postingan (Atom)
TOP RELEASE
-
Angka di telefon selularku menunjukkan pukul 09. 49 WITA, saat sepeda polygon warna biru yang ku kayuh, melintasi kompleks Cahaya Tani, di r...
-
Tak banyak putra daerah yang peduli pada kampung halamannya, satu diantara yang sedikit itu adalah Tanri Abeng, MBA. Putra Selayar yang pop...
-
Tiga loncatan sekaligus kembali diukir Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan dalam rangka membebaskan daerah penghasil jeruk ma...
-
Memasuki hari ke delapan tersesatnya peneliti tambang nikel asal Jakarta bernama Nurman, (48 tahun) beragam cerita mistis tentang keberadaan...
-
Permainan longga’ dan berjalan dengan kaki tempurung, merupakan dua bentuk permainan tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di Kabupa...
-
Melakoni pekerjaan sebagai seorang peternak budidaya kambing lokal di tengah perkampungan tandus berbatu, tentu, bukanlah sebuah hal yang mu...
-
Dikala sebahagian warga masyarakat masih terlelap dalam tidur panjang dan buaian mimpi-mimpi indahnya, Elias Idris (40 thn), justeru sudah...
-
Slogan kota sejarah dan pahlawan yang diabadikan masyarakat Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar pada pintu gerbang ibukot...
-
Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar, ternyata tidak hanya banyak menyisakan catatan sejarah perjuangan pe...
-
Kebijakan penetapan perubahan nama Kabupaten Selayar sebagai kabupaten kepulauan dengan mendasari jumlah luas wilayahnya yang dua pertiga d...