Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Selasa, 13 Desember 2011

Penggalan Kisah Yang Tersisa Dari Keberadaan Sumur Pangaru Desa Sambali

Sumur pangaru di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, menyisakan banyak cerita mistik dan fenomena alam yang sepintas lalu sulit untuk diterima oleh logika dan akal sehat.
Dimana sekali waktu, tepat di pertengahan malam purnama, di tahun 1990-an, warga  Sambali tiba-tiba dikagetkan dengan peristiwa meluapnya “sumur pangaru”.
Pada saat bersamaan, salah seorang warga bergegas menyampaikan fenomena tersebut kepada Ompu Janggo,  tokoh adat Sambali yang pada masa itu telah berusia ratusan tahun.
Mendengar informasi tersebut, sang tokoh adat berpostur bungkuk ini pun, langsung  bergegas menuju ke lokasi “sumur Pangaru” dengan menenteng sebuah ember plastik berukuran kecil.
Malam itu, adalah kali pertama Ompu Janggo datang ke sumur pangaru untuk mengambil air. Pasalnya, Ompu Janggo tak lagi mampu untuk menimba air di sumur, seperti kebanyakan warga Sambali pada umumnya.
Ironisnya, setelah Ompu Janggo datang dan mengambil air di sumur pangaru, air sumur, perlahan-lahan surut dan akhirnya kembali seperti sediakala. Keesokan harinya, warga Pulau Bonerate pun datang berbondong-bondong ke rumah Ompu Janggo untuk meminta air yang diseduhnya dari “sumur pangaru”.
Air yang diperoleh Ompu Janggo dari “Sumur Pangaru” diyakini warga masyarakat Kecamatan Pasimarannu mampu menjadi penangkal beragam bentuk penyakit.
Menurut penuturan Jumadin (36 tahun), dulunya sumur pangaru dikelilingi oleh tiga pohon besar yakni, pohon melai, sampela, dan dongkala yang sekaligus menjadi perisai atau pelindung tempat mandi masyarakat.
Kala itu, sebuah susunan batu gunung membungkus tulang Kima raksasa yang menjadi tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari masyarakat yang terbagi atas dua buah bangunan masing-masing untuk tempat mandi kaum pria dan kaum wanita.
Tempat mandi kaum pria diposisikan di sebelah utara sumur, sedang tempat mandi wanita berada di sebelah selatan sumur. Kendati sekarang, susunan batu gunung tersebut telah disulap menjadi sebuah bangunan kamar mandi permanen.
Bahkan, keberadaan pohon melai dan dongkala raksasa di  areal “Sumur Pangaru” tinggal sebuah cerita. Kedua pohon raksasa tersebut kini telah mati, lantaran, usianya yang telah berkisar ratusan tahun.
Membuat kedua pohon ini, tak lagi mampu mengimbangi daun dan tangkainya yang semakin hari, semakin bertambah lebat. Meski, ukuran lingkaran batangnya hampir mencapai lima  depah lengan orang dewasa.
Catatan Biography singkat Ompu Janggo    
Ompu Janggo adalah tokoh adat Desa Sambali berusia ratusan tahun yang  melewati sisa-sisa umurnya dalam kondisi bungkuk dan tidak jarang harus berjalan dengan menggunakan tumpuan tangan di atas tanah.
Rambut dan janggut panjang memutih sangat jelas menggambarkan usia rentah Ompu Janggo. Ironisnya, karena sampai diakhir usianya, gigi Ompu Janggo, tak satupun yang tanggal.
Berbeda dengan kondisi orang tua pada umumnya yang pada akhir usianya mulai terlihat ompong alias tidak lagi bergigi. Ingatannya pun tetap normal, dan sama sekali tidak luntur.
Sungguh, merupakan sebuah bentuk mukjizat luar biasa yang diturunkan Sang Pencipta kepada seorang Ompu Janggo. Sebab secara umum, orang yang telah berusia rentah rata-rata mulai pikun dan sering lupa ingatan. Penjelasan ini disampaikan Kepala Desa Sambali, Basra kepada wartawan hari, Jumat, (9/12) petang. (fadly syarif)  

  

  

  

Senin, 12 Desember 2011

Bumi Kepulauan Selayar Menuju Kawasan Pengembangan Sadar Wisata

Menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana menarik dan  menumbuhkan kesan mendalam bagi wisatawan, merupakan sebuah keharusan, dalam mendorong promosi ke kalangan pasar yang lebih luas, terutama untuk menciptakan potensi kunjungan ulang.
Kendati harus diakui, bahwa keberhasilan program pengembangan sadar wisata sangat bergantung pada dukungan aksi para pelaku wisata itu sendiri dalam menjaga keindahan objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni.
Satu hal yang tak kalah pentingnya untuk diwujudkan yakni, menata tempat tinggal, dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi,  serta menjaga karakter kelokalan dengan tetap menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Andi Mappagau, SE dalam kesempatan wawancara ekslusif dengan wartawan, bertempat di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakannya, menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan menjadi salah satu unsur terpenting yang perlu mendapat perhatian semua pihak.
Terkait hal tersebut, para pelaku wisata diharapkan dapat turut serta menjaga kebersihan sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata dengan cara tidak membuang sampah atau limbah sembarangan.
Selain, diharapkan mampu menyiapkan makanan dan minuman higienis dengan dukungan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih, para  petugas pemandu wisata, maupun pramu saji, wajib berpenampilan  menarik, serta mengenakan pakaian bersih dan rapi.
Terlepas dari kesemua hal tersebut, masyarakat dan para wisata daerah juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang  menawarkan suasana nyaman, dan asri.
Sehingga dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan rasa “betah” bagi wisatawan dan mendorong mereka untuk melakukan kunjungan yang lebih panjang, serta tinggal berlama-lama di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kesemuanya, akan tercipta melalui kesadaran melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon dan memelihara penghijuan di daerah objek yang menjadi daya tarik wisata, maupun  jalur-jalur wisata.
Dengan tetap menjaga kondisi sejuk di dalam ruangan umum, hotel, penginapan, losmen, restoran, dan alat transportasi serta tempat terbuka lainnya.
Lebih jauh, masyarakat hendaknya dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan. Sehingga, wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya ke seluruh kawasan destinasi wisata.
Rasa aman akan tercipta, disaat masyarakat mampu memelihara keamanan lingkungan, menolong, dan melindungi wisatawan, serta membantu memberi informasi kepada wisatawan.
Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik dengan tidak menganggu wisatawan dan menjaga  lingkungan agar tetap bebas dari bahaya penyakit menular, merupakan salah satu bentuk sikap bersahabat yang sangat diharapkan wisatawan, ujar Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar di era pemerintahan Drs. H. M. Akib Patta ini.
Mappagau berharap banyak, masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar secara umum akan dapat menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana akrab, bersahabat, bak berada di rumah sendiri.
Sikap ini menurutnya,  diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan promosi dan prospek pasar yang lebih luas, plus mendorong minat kunjungan ulang wisatawan.
Kepada para petugas pemandu wisata dan pramu saji, Mappagau berpesan, bersikaplah sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan dalam memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan dan santun.
Hadirkan rasa simpati di kalangan wisatawan dengan senantiasa menampilkan sikap dan perilaku terpuji, budayakan senyum dan keramah tamahan yang tulus.
Insya Allah, sikap keramah tamahan, akan menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan dalam rangka memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.
Terutama, disaat masyarakat mulai mampu mewujudkan budaya antri dengan menjunjung tinggi disiplin waktu, tepat waktu, serba teratur, rapi,  memelihara lingkungan dan mentaati semua peraturan yang berlaku.
Sehingga, semua sisi kehidupan berbangsa, dan bermasyarakat akan berjalan lancar dengan ditunjang oleh keteraturan yang tinggi, pungkasnya. (fadly)     

Lima Bulan Andi Abdur Rahman Gelindingkan Langkah Terobosan Di Kecamatan Pasimarannu

Beragam langkah terobosan digelindingkan Andi Abdur Rahman mengawali masa pengabdian pertamanya sebagai Camat Pasimarannu yang baru menggantikan Camat lama Drs. Syafruddin, MH.
Salah satu langkah terobosan tersebut dituangkannya dalam kegiatan pembangunan “Taman PKK Kecamatan Pasimarannu” yang pemanfaatannya, telah diresmikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Selayar, Hj. Norma Syahrir Wahab pada tanggal, (18/5) lalu.
Selain berhasil membangun Taman PKK Kecamatan, Andi Abdur Rahman juga tercatat  sebagai salah satu tokoh pelopor dalam kegiatan pembangunan pintu gerbang bertuliskan, “Tut Wuri Handayani” yang berlokasi di Kompleks SDN Bonerate, Desa Majapahit
Pemanfaatan pintu gerbang ini sendiri, telah diresmikan secara langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, H. Saiful Arif, SH dalam rangkaian lawatan kunjungan kerjanya di Kecamatan Pasimarannu pada tanggal, (18/5) bulan lalu.
Kepekaan sosok Andi Abdur Rahman terhadap pengembangan dunia pendidikan kepulauan, turut dibuktikannya melalui pemasangan spanduk berisi ajakan kepada masyarakat  bertuliskan, “Semua Harus Peduli Pendidikan” yang di pasang di kawasan gerbang utama Ibukota Kecamatan Pasimarannu.
Tak hanya peduli dengan pengembangan dunia pendidikan. Akan tetapi, figur Andi Abdur Rahman juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang tergolong peka terhadap peningkatan kehidupan beragama di wilayah Kecamatan Pasimarannu.
Hal itu dibuktikan, dengan keberhasilan Andi Abdur Rahman dalam merintis pembangunan Masjid Besar At Taqwa yang ditetapkan sebagai Masjid besar baru Bonerate yang  didukung oleh semangat kebersamaan para tukang batu, tukang kayu, dan swadaya murni para pengusaha di wilayah Kecamatan Pasimarannu.
Masjid ini dibangun di atas lahan tanah milik Umar Aidid (Pengusaha Bonerate di Surabaya) yang selanjutnya dibebaskan dengan mengucurkan dana senilai kurang lebih Rp. 75 Juta.
Nilai tersebut merupakan harga discount dari tarif awal yang mencapai Rp. 100 Juta. Sedangkan sisa harga sebesar Rp. 25 Juta dengan sukarela disumbangkan pemilik lahan untuk kemaslahatan Ummat Islam Kecamatan Pasimarannu.  
Lebih jauh, Andi Abdur Rahman juga tengah merampungkan pembangunan “Tugu Perahu Lambo” Perahu tradisional Pulau Bonerate  yang rencananya akan diberi nama “Tugu Andi Abdur Rahman”.
Sementara itu, pada bidang pengembangan bakat Pemuda dan Olahraga, Mantan Ketua DPP GEMPITA SELAYAR dua periode ini juga tengah merintis Pembentukan dan pembangunan Padepokan Sanggar bela diri/pencak silat/pedang Andi Abdur Rahman.
Kegiatan ini diselenggarakan pemerintah kecamatan, setelah sebelumnya, camat yang dilantik pada tanggal, (27/2) silam tersebut, sukses melaksanakan kegiatan, “Tournament Exhibition Lagundi Football 2011”
Tournamen Exhibition Lagundi Football 2011 yang dibuka langsung Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH ini, diilhami oleh penamaan sebuah perkampungan bersejarah di Kepulauan Bonerate yang ditandai oleh keberadaan kompleks situs pekuburan tua.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Camat Pasimarannu, Abd. Wahid dalam kesempatan berbincang dengan wartawan di rumah kediamannya hari, Sabtu, (2/7) siang kemarin.
Menurutnya, tournament sepak bola “Exhibition Lagundi Football 2011” sengaja diselenggarakan, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional di bidang keolahragaan, pengembangan, peningkatan potensi, dan bakat pemuda.
Khususnya, pada bidang persepakbolaan dengan melibatkan seluruh club sepak bola se Kecamatan Pasimarannu yang diundang khusus oleh panitia pelaksana untuk berperan aktif sebagai peserta tournament, kunci Wahid. (fadly syarif)
   
          

Kabupaten Kepulauan Selayar Kawasan Andalan Pengembangan Wisata Bahari

Kehadiran Gubernur Sulawesi-Selatan dan rombongan di arena Takabonerate Island Expedition III  beberapa waktu lalu, diharapkan mampu membuahkan hikmah tersendiri, paling tidak bisa menjadi motivasi yang lebih kuat bagi pemerintah kabupaten dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan, demi percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

            Hal senada diharapkan dapat tercipta melalui kehadiran seluruh peserta “Takabonerate Island Expedition III, baik yang berasal dari dalam negeri maupun tamu dari mancanegara.
            Dalam kaitan itu, ucapan terima kasih terhingga, disampaikan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar kepada Gubernur Sulsel yang telah memberikan dukungan penuhnya melalui kebijakan penyelenggaraan event Takabonerate Island Expedition ke III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.

            Dalam kaitan itu, ucapan terima kasih terhingga, disampaikan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar kepada Gubernur Sulsel yang telah memberikan dukungan penuhnya melalui kebijakan penyelenggaraan event Takabonerate Island Expedition ke III di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.
            Secara khusus, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar juga menyampaikan ucapan terima kasih, atas kebijakan Pemprov Sulsel, dalam penetapan Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai kawasan andalan pengembangan wisata bahari di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Sulawesi-Selatan, panitia pelaksana, dan segenap masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, atas segala bentuk kerjasama dan peran serta yang telah diberikan selama ini, sehingga, even Takabonerate Island Expedition III dapat terselenggara dan berjalan sesuai dengan rencana.
            Ungkapan ini dilontarkan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM saat menyampaikan sambutan tertulisnya pada rangkaian upacara pembukaan Takabonerate Island Expedition III, Hari, Senin, (21/11) bertempat di Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate.
            Pada kesempatan yang sama, orang nomor satu di Bumi Tanadoang tersebut, juga tak luput, menyampaikan beberapa rangkaian laporan dan informasi yang diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bagi semua pihak dalam menangkap berbagai peluang usaha, dan investasi.
Khususnya, bagi para pelaku bisnis, sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi pemegang kebijakan, dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Kepulauan Selayar.
            Syahrir berharap, bahan pertimbangan dan gambaran informasi ini akan dapat memberi kontribusi signifikan terhadap pembangunan regional Sulawesi-Selatan dan bila perlu, sampai tingkat nasional, tandasnya. (fadly syarif)                 
  

Selasa, 06 Desember 2011

Penemuan Mayat di Selayar Dipastikan Penumpang KM Senopati Nusantara

Dari 4 Mayat yang ditemukan nelayan di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan, satu diantaranya dipastikan merupakan korban KM Senopati Nusantara yang tenggelam di Perairan Mandalika, Jawa Tengah.
"Pada mayat tersebut, terikat dua buah pelampung utuh, yang pertama bertuliskan KM Senopati Nusantara Semarang 854. Sedangkan pelampung yang satunya tidak bernomor," ujar Koordinator Satlak Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Nadeng, ketika dihubungi wartawan, Senin (29/01/2007) lalu.
  

Mengais Rezeki Dari Ceceran Buah Kelapa Rutinitas Harian Agus, DKK

Hari mulai beranjak petang, saat sekelompok bocah usia sekolah dasar melintas di depanku dengan menenteng delapan biji buah kelapa yang mereka pungut dari semak belukar di sekitar rumahnya yang secara kebetulan dipadati rerimbunan pohon kelapa.
Aktivitas mencari ceceran buah kelapa dari semak belukar di lingkungan Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, diakui Agus sudah merupakan kegiatan rutin yang setiap hari dilakoninya bersama beberapa orang rekannya yang lain, setelah kembali dari sekolah.
Setelah berhasil mengumpulkan ceceran buah kelapa, merekapun beranjak menuju rumah Hadijah, perempuan tua yang sehari-harinya menjadi langganan tempat penjualan buah kelapa hasil jeripayah Agus dan kawan-kawannya.
Hari itu, Selasa, (6/12) petang, Agus dkk, berhasil membawa pulang delapan biji buah kelapa yang dijual seharga Rp. 4000,-. Uang ini, setidaknya cukup untuk menutupi kebutuhan biaya jajan mereka di sekolah.
Selain memungut buah kelapa dari semak belukar, Agus juga mengaku, kerap kali mengumpulkan besi-besi bekas dari tempat pembuangan limbah rumah tangga yang dijumpainya, untuk kemudian dijual kepada penimbang barang-barang rongsokan.  
Oleh Hadijah, kelapa-kelapa tersebut selanjutnya dijual kepada pembeli lain, terutama, kepada para pembuat kue-kue tradisional dengan harga bervariasi antara Rp. 1000,- sampai Rp. 1500,-, tergantung dari ukuran besarnya.
Meski pembeli kelapa langganannya, tak jarang memilih-milih buah kelapa yang akan dibelinya, terlebih, bila yang membeli adalah petani produsen kopra dan minyak fermentasi.(fadly)
   
      
     

Kisah Mistis Menyertai Tersesatnya Jejak Sang Peneliti Tambang Nikel Asal Jakarta

Memasuki hari ke delapan tersesatnya peneliti tambang nikel asal Jakarta bernama Nurman, (48 tahun) beragam cerita mistis tentang keberadaan kampung Dulang, sebuah perkampungan tua misterius di dataran Desa Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan mulai santer diperbincangkan sejumlah kalangan.
     Menurut penuturan sejumlah narasumber dilapangan, kampung Dulang adalah sebuah wilayah yang terbentuk dari tetesan darah seorang ibu hamil saat akan melahirkan anak pertama dari hasil pernikahan sirinya’ dengan seorang lelaki yang tidak mendapat restu dari pihak keluarganya.
            Sampai akhirnya, terbentuklah sebuah danau menyerupai laut di atas perbukitan, ex. kampung Dulang. Danau inilah yang oleh masyarakat Desa Lambego kemudian diyakini, telah menenggelamkan bangunan rumah kayu milik pasangan suami istri yang dengan sengaja mengasingkan diri ke Kampung Dulang. Setelah, pernikahan mereka tidak mendapat restu dari pihak keluarga wanita.
            Konon, sebelum berubah menjadi danau, kampung Dulang, acap kali menjadi sasaran penyerangan kelompok penyamun. Hingga pada suatu hari, kampung ini sengaja disembunyikan oleh salah seorang tokoh adat setempat.
            Sayangnya, Sang Tokoh Adat  keburu meninggal dunia, sebelum sempat memunculkan kembali kampung Dulang yang hingga saat ini letaknya masih misterius dan hanya bisa diakses orang-orang tertentu yang memiliki pertautan darah dengan penduduk asli Kampung Dulang.
            Penduduk  kampung ini baru akan bisa memunculkan wujud aslinya, tatkala terdengar teriakan informasi berupa undangan hajatan perkawinan dari lingkungan keturunan asli kampung Dulang yang telah berpindah ke kampung lain, sebelum kampung mereka disembunyikan untuk menghindari serangan kelompok penyamun atau perampok.
            Biasanya, teriakan undangan hajatan sengaja disampaikan pihak keluarga dekat, di sekitar lereng bukit Desa Lambego dengan maksud agar teriakan tersebut bisa lebih cepat terdengar oleh penduduk Kampung Dulang.
            Kisah lain menyebutkan, di atas danau menyerupai lautan luas ini tumbuh sebatang pohon cabai yang pohonnya mengalahkan ukuran bangunan rumah masyarakat pada umumnya.
Kendati demikian, pohon cabai raksasa tersebut tidaklah bisa dijumpai oleh sembarangan orang, kecuali mereka yang sedang berada di bawah alam sadar.
Informasi lain yang berhasil dihimpun wartawan menyebutkan, saking luasnya, hamparan danau menyerupai bentangan laut luas di atas perbukitan Desa Lambego ini bahkan sangat memungkinkan pengunjung untuk melakukan aktivitas memancing ikan yang hidup dan tumbuh berkembang di sekitar areal danau.
Namun sayang seribu sayang, sebab untuk bisa sampai ke danau tersebut,  pengunjung harus didampingi oleh warga masyarakat yang memiliki pertautan darah dengan penduduk asli kampung Dulang.
Karena bila tidak, pengunjung bersangkutan dikhawatirkan akan disembunyikan oleh lelembut atau sejenis mahluk halus yang saat ini menghuni Danau Kampung Dulang, Desa Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Mungkinkah, peneliti tambang nikel, asal Jakarta, bernama Nurman ini telah menjadi tumbal mahluk halus sejenis lelembut yang menghuni hutan Pulau Lambego ???
Ikuti terus, penelusuran Tim Badan SAR Nasional, Tagana, dan tim evakuasi dari jajaran Mabes Polri, bersama anggota Polsek Pasimarannu, dan Polres Kepulauan Selayar.
Semoga, anjing pelacak, tenaga paranormal, dan helikopter  yang telah diturunkan ke lapangan untuk membantu proses percepatan pencarian korban, bisa segera membuahkan hasil dan menjawab segala teki-teki dibalik tersesatnya jejak Sang Peniliti bernasib malang tersebut.(fadly syarif)     

Hujan Deras Berkah Bagi Masyarakat Petani

Masyarakat petani jagung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan dapat kembali bernafas lega. Menyusul mulai tingginya curah hujan yang mengguyur daerah ini dalam beberapa pekan terakhir.
Terbukti, pertumbuhan bibit jagung mulai nampak semakin subur, sebagaimana yang terlihat dari pantauan wartawan di bebeberapa lokasi pembibitan jagung di dalam areal kota Benteng hari Selasa, (6/12) pagi.
Terutama di sepanjang areal Jl. Jend. Achmad Yani ke arah selatan Rumah Sakit Umum Daerah KH. Haiyung Kabupaten Kepulauan Selayar yang rata-rata telah disulap menjadi areal lahan pertanian.(fadly)

Helikopter Polisi Jadi Tontonan Gratis Masyarakat Bumi Tanadoang

Helikopter milik Polda Sulselbar yang digunakan dalam proses penyisiran dan pencarian peneliti tambang nikel asal Jakarta yang hilang di Pulau Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kembali mendarat di alun-alun tribun lapangan pemuda Benteng.
Pendaratan helikopter yang telah sepekan terakhir melakukan penyisiran di atas langit Pulau Lambego tersebut, kontan menjadi tontonan gratis bagi warga masyarakat Benteng dan sekitarnya. terutama di kalangan anak-anak usia sekolah dasar.
Dari pantauan wartawan di lapangan terlihat, beberapa orang bocah mencoba melihat langsung dari dekat bentuk depan, dan bagian dalam helikopter polisi bernomor lambung P-III 3 ini.
Para bocah tersebut rata-rata datang ke areal lapangan Pemuda Benteng, dengan menggunakan sepeda dan langsung memposisikan sepedanya di samping kiri dan kanan ekor helikopter. (fadly syarif)             

Catatan Pahit Getir Kehidupupan Journalis

Defisit Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah yang sudah dalam kurun waktu dua tahun anggaran terakhir, melanda lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tampak mulai berpengaruh signifikan terhadap kelancaran perputaran roda perekonomian di daerah ini.
Bahkan, imbas defisit anggaran mulai turut mempengaruhi kelancaran operasional kegiatan peliputan di kalangan para pekerja kuli tinta di daratan Bumi Tanadoang, terutama untuk mengolah data dan informasi menjadi sebuah berita.
Pasalnya, pembayaran biaya langganan koran pun terkadang baru dibayarkan bendahara pemerintah pada bulan ketiga dalam tahun berjalan. Itupun, bila anggaran daerah tidak sedang mengalami defisit seperti sekarang.  
Dalam kondisi seperti itu, konsekuensi meminjam computer SKPD, sampai Laptop perangkat pemerintah desa terkadang menjadi sebuah hal yang tak lagi dapat terhindarkan.
Terlebih lagi, untuk mendukung kelancaran tugas pengolahan berita yang harus dikirim ke meja redaksi masing-masing media. Cara ini tak jarang dilakukan para pekerja kuli tinta lokal di saat mereka harus mengejar deadline.
Kondisi terparah terkadang dialami wartawan media harian, baik terbitan regional Sulsel, maupun media terbitan nasional yang jam deadlinnya telah ditetapkan redaksi hanya sampai pada pukul 15.00 WITA.
Pada musim paceklik seperti ini, camera yang harusnya menjadi satu-satunya senjata seorang pekerja kuli tinta tak jarang harus ke luar masuk rumah gadai untuk menutupi tingginya biaya operasional pengiriman berita via warnet yang tak jarang pula menumpuk menjadi sebuah catatan utang.
Untuk aku pribadi,  di luar dugaan, pembengkakan nilai utang pengiriman berita di warnet untuk tahun 2011 mengharuskan aku untuk  kembali menggadaikan satu-satunya camera shoot mini DV kesayanganku, senilai Rp. 600.000,- kepada salah seorang rekan dekatku.
Parahnya, karena camera shoot cadangan yang kuharapkan bisa digunakan sementara pun, tiba-tiba mengalami kerusakan mekanik yang membutuhkan biaya perbaikan senilai kurang lebih Rp. 1.000.000,-.
Jangankan untuk memperbaiki camera, membeli tas sandangpun untuk tahun ini rasa-rasanya sangat berat bagiku terlebih disaat kondisi uang simpanan kian menipis. Padahal, harga tas sandang sebenarnya tidaklah seberapa.
Menggunakan tas sobek yang sudah nyaris putus, masih jauh lebih baik, ketimbang aku harus menggadaikan independensi kewartawananku hanya untuk meraup rupiah. 
Meski harus kuakui, biaya kos-an untuk bulan Desember bulan belum lagi lunas terbayar. Dalam kondisi ini, sepertinya aku harus berpikir lebih dalam lagi bagaimana caranya mencetak rupiah yang lebih besar, paling tidak, untuk bisa menutupi biaya kos-anku sebesar Rp. 300.000,- perbulannya.  (*)       

Senin, 05 Desember 2011

SDN Jinato Kejar Perbaikan Nasib Dunia Pendidikan Dibawah Nakhoda Siddik, S.Pd


Perbaikan nasib dunia pendidikan di daerah kepulauan terpencil di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kian memperlihatkan titik terang, seiring dengan mulai tumbuhnya kemauan, dan kerja keras dari kalangan para tenaga pendidik untuk mencetak lahirnya peserta didik yang berprestasi, berahlak mulia, berwawasan global yang berlandaskan nilai-nilai luhur budaya sesuai dengan ajaran serta tuntunan agama.
Sebuah keinginan luhur yang kemudian secara spontanitas dituangkan Kepala Sekolah SDN Jinato, Siddik, S.Pd pada penjabaran Visi sekolah yang dipimpinnya saat ini.
Beragam langkah terobosan pun, terus diupayakan Siddik bersama segenap jajaran tenaga guru di sekolahnya demi untuk merefleksikan visi sekolah yang telah dirancang bersama dengan kalangan dewan guru dan komite sekolah, salah satunya dengan terus meningkatkan prestasi akademik lulusan SDN Jinato dari tahun ke tahun, melalui bekal peningkatan bidang keterampilan dan peningkatan prestasi extra kurikuler siswa.
Meski Siddik mengakui, hal tersebut tidak akan dapat berjalan sempurna tanpa dibarengi dengan program peningkatan minat baca siswa dan wawasan sosial  kemasyarakatan.
Sehingga dengan sendirinya, akan terbentuklah peserta didik yang handal, berahlak, dan berbudi pekerti luhur sebagaimana harapan pemerintah pusat pada umumnya dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar pada khususnya, cetus Siddik dalam kesempatan berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. (fadly syarif)

Minggu, 04 Desember 2011

Permainan Longga & Berjalan Dengan Kaki Tempurung Lengkapi Keanekaragaman Budaya Pasimarannu

Permainan longga’ dan berjalan dengan kaki tempurung, merupakan dua bentuk permainan tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan sejak ratusan tahun silam.
Kedua bentuk permainan tradisional ini mencapai puncak keemasannya pada era tahun 1980-an. Hingga pada akhirnya, permainan longga dan berjalan dengan kaki tempurung mulai pupus di masyarakat dan tergantikan oleh beragam permainan modern, semisal game, point blank, serta permainan berbentuk taruhan yang kerap diistilahkan dengan poker.
Empat permainan yang tumbuh dan berkembang, seiring dengan masuknya zaman computerisasi di era modern saat ini. Permainan longga dan berjalalan dengan kaki tempurung sendiri, baru kembali muncul di masyarakat menjelang akhir tahun 2011, tepatnya, pada medio bulan November.
Kedua permainan tradisional ini pertama kali dimasyarakatkan kembali oleh beberapa orang bocah, di Dusun Limbo, Desa Batu Bingkung, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menyambut tumbuh dan berkembangnya kembali permainan longga dan berjalan dengan kaki tempurung di tengah-tengah masyarakat Desa Batu Bingkung, Camat Pasimarannu, Andi Abdurrahman, SE, M.Si berharap, “kedua bentuk permainan tradisional ini dapat terus dilestarikan di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Pasimarannu dari waktu ke waktu”.
Terutama, dalam rangka mendukung dan menyukseskan terwujudnya Kecamatan Pasimarannu sebagai daerah tujuan wisata terdepan di belahan Kawasan Timur Indonesia.
Rahman berharap, permainan longga dan berjalan dengan menggunakan kaki tempurung, dapat menjadi wahana pelengkap keanekaragaman budaya leluhur di Kecamatan Pasimarannu.
Meski sebelumnya, permainan ini adalah dua bentuk permainan tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di bagian  utara Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar, tepatnya di Kecamatan Bontomate’ne, kenangnya. 
Dikatakannya, masyarakat Kecamatan Pasimarannu patut berbangga dengan kekayaan potensi alam wisata bahari, sejarah, maupun keanekaragaman budaya yang terdapat di wilayahnya.
Pasalnya, asset ini adalah merupakan modal besar yang sangat potensial untuk ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui program pembangunan investasi kepariwisataan. (fadly syarif)


   
       




Menjadikan Kecamatan Pasimarannu Terdepan Obsesi Mulia Sosok Andi Abdurrahman

Mewujudkan Kecamatan Pasimarannu Terdepan. Setidaknya,  begitulah bunyi petikan obsesi mulia yang acap kali disuarakan sosok Andi Abdurrahman, SE, M.Si dalam kapabilitasnya sebagai Camat Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
 Kalimat terdepan bagi Abdurrahman bukan hanya sekedar slogan tanpa makna. Karena baginya, sebuah wilayah pemerintahan, baru bisa dikategorikan sebagai daerah terdepan, bila indikator ketaatan beragama telah mampu menjadi pondasi dasar terbangunnya rasa persaudaraan yang erat dalam rangka menciptakan lingkungan kehidupan yang damai dan sentosa, berlandaskan, etos budaya, dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan pemerintah, serta, perundang-undangan yang berlaku.
Kondisi ini, tentu saja diharapkan bakal mampu melahirkan kehidupan masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam merefleksikan program pembangunan dan pemerintahan, melalui keaktifan dan peran serta masyarakat di dalam membangun pencitraan kehidupan yang jauh lebih baik.
Sehingga dengan sendirinya, akan terbangunlah lingkungan pemukiman yang selalu nyaman untuk dihuni di tengah-tengah kehidupan masyarakat ramah lingkungan yang senantiasa mengedepankan etos budaya.
Lebih jauh, Andi Abdurrahman, bahkan telah menyatakan kebulatan tekadnya untuk membangun hubungan fungsional dan tata kerja pelayanan sesuai standar operasional prosedur sebagai mesin pendorong dalam menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat, dengan menggalang kemitrausahaan berdasarkan potensi dan karakteristik lokal.
Kendati harus diakui, bahwa pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, baru  akan mampu berjalan efektif, dikala pemerintah berhasil menciptakan hadirnya layanan informasi dan konseling untuk menumbuhkan semangat partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Tanpa mengenyampingkan upaya untuk mendorong penataan dan pengembangan kawasan pemukiman yang sehat, nyaman, dan ramah lingkungan. Khususnya, di dalam mengembangkan etos kebudayaan, dan harmonisasi kehidupan sosial, berbasis nilai-nilai religius.
Menurutnya, program ini sangatlah penting artinya untuk mengantarkan masyarakat, menuju arah kehidupan yang jauh lebih sejahtera dan berkualitas. Satu hal yang perlu disadari kata Rahman, bahwa pengucapan sumpah jabatan sebagai seorang Camat, merupakan sebuah pernyataan kesiapan untuk mengemban amanah rakyat,yang harus dibayar mahal dengan mempertaruhkan kepentingan pribadi di atas kepentingan kelompok atau golongan. Sebagaimana penekanan Undang-Undang Dasar tahun 1945, tandasnya. (fadly syarif)    





Jumu, Tokoh Seniman Legendaris Bertangan Bengkok Dengan Segudang Kelebihan

Kehamilan pada usia Sembilan bulan adalah masa-masa paling menegangkan bagi seorang ibu hamil. Pada saat bersamaan, rasa cemas yang disertai penantian panjang berbaur menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu hal yang pasti, bahwa tak seorang pun ibu hamil yang pernah mengharapkan anaknya terlahir dalam kondisi tidak normal atau mengalami gangguan fisik pada organ tubuhnya.
Kondisi tak jauh berbeda, tentulah sangat diharapkan pasangan (Alm) Kadi & Saiya, ibu kandung Jumu, pria kelahiran Pulau Bonerate, 10 September 1976 yang harus terlahir dengan tangan bengkok.
Kendati hal tersebut, tak sekalipun pernah membuat Jumu merasa berkecil hati. Dia tetap menjalani hidupnya dengan penuh keceriaan, sama seperti kehidupan manusia normal pada umumnya. Tangan bengkok, tak pernah sedikitpun menjadi hambatan berarti bagi anak kedua dari tiga orang bersaudara ini untuk tetap melakoni rutinitasnya sebagai seorang petani dan peternak kambing di tengah-tengah kehidupan masyarakat Dusun Limbo, Desa Batu Bingkung, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Selain dikenal sebagai sosok peternak yang ulet dan pekerja keras, Jumu juga disebut-sebut sebagai tokoh seniman legendaries yang sangat piawai memainkan pukulan gendang Pangaru dengan bantuan tangan bengkoknya.
Jauh sebelum, tradisi pajoge’ lahir, dan berkembang di Pulau Bonerate dibawah iringan music electone.  Pada saat bersamaan, Jumu bahkan tak jarang terjun langsung sebagai pelaku pada penampilan atraksi Pangaru dengan bekal kelebihan luar biasa yang sulit diterima oleh logika dan akal sehat. Pasalnya, dengan modal tangan kosong dan berbekal jari pada tangan bengkoknya, konon, Jumu  mampu melukai pasangan bermainnya di arena Pangaru. Terlebih lagi, bila gendang mulai ditabuh.
Kendati lawannya di arena Pangaru, lebih banyak menggunakan senjata tajam, sejenis pedang, dan keris. Dikalangan keluarga dekatnya, Jumu dikenal sangat peka mendengar suara tabuhan music gendang Pangaru. Tak heran, bila sebelum meninggalkan rumah menuju arena Pangaru, Jumu terlebih dahulu akan melakukan serangkaian prosesi ujian kekebalan tubuh dari sabetan senjata tajam.
Bila dalam prosesi tersebut, tubuhnya terluka setelah terkena sabetan keris ataupun benda tajam lain, Jumu akan membatalkan penampilannya di arena Pangaru. Sampai akhirnya, tradisi Pangaru di Dusun Limbo harus sirna, lantaran tergilas oleh perputaran roda zaman yang kian modern. 
Kala itu, Jumu terpaksa beralih profesi sebagai seorang penunggang kuda balapan. Dengan menyadari posisinya, sebagai tulang punggung keluarga yang secara otomatis menggantikan posisi ayahnya yang telah lebih awal berpulang ke pangkuan Sang Pencipta. Kendati profesi pelaku Pangaru, dan penunggang kuda, tinggallah menjadi sekedar kenangan masa lalu yang tak kan lagi pernah terulang. Setelah Jumu, memutuskan untuk terjun sebagai seorang petani dan peternak kambing, dengan tujuan  meringankan beban pekerjaan ibunya yang telah memasuki usia rentah.
Begitulah, Jumu melewatkan kehidupan kesehariannya bersama Sang ibu tercinta, di tengah-tengah bangunan rumah kayu berukuran sederhana yang terletak di  Gang 2, Dusun Limbo Timur, Desa Batu Bingkung. (fadly)  

Jumat, 02 Desember 2011

Peneliti Tambang Nikel Asal Jakarta Hilang di Kawasan Hutan Pulau Lambego

Seorang peneliti bernama Nurman, (48 tahun) asal Jakarta yang pada hari Senin, (28/11) kemarin, berangkat ke Pulau Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan yang bermaksud untuk  meneliti dan melakukan pemetaan kandungan tambang nikel, dinyatakan hilang di sekitar kawasan hutan Pulau Lambego.
Korban diperkirakan hilang, setelah sempat terpisah dari empat orang tim Dinas Koperasi, Perindustrian, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kepulauan Selayar yang turut didampingi salah seorang staf Pemdes Lambego.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Pertambangan & Energi Kabupaten Kepulauan Selayar,  Ir. H. Rustam Noor menandaskan, saat ini, pencarian korban tengah ditangani aparat kepolisian Sektor Pasimarannu dibantu aparat Polres dan Tim Badan Sar Nasional Kepulauan Selayar yang telah diberangkatkan ke TKP hari Rabu, (30/11) malam.
Rustam menambahkan, pemerintah kabupaten telah melaporkan informasi hilangnya korban, ke Markas Besar Polri di Jakarta. Kendati demikian, hingga pukul 24.00 hari, Kamis, (1/12) dini hari, belum ada informasi yang jelas terkait dengan hasil pencarian korban.
Satu yang pasti, bahwa empat orang tim pendamping dari pemerintah kabupaten, bersama dua rekan korban sampai saat ini masih berada di Pulau Lambego.
Ungkapkan ini disampaikan H. Rustam Noor kepada wartawan via telefon selular, hari Jumat, (2/12) siang, yang turut diamienkan kepala bidang pertambangan, Ince Rahim. (fadly)
             


Kamis, 01 Desember 2011

Semoga Sail Takabonerate 2012 Dapat Membangkitkan Sektor Pariwisata

Demikian harapan anggota Komisi D DPRD Provinsi Sulawesi-Selatan dari Fraksi Partai Golkar, DR. (HC). H. Ince Langke IA, MM. Pub. Dia  berharap banyak, semoga Sail Takabonerate tahun 2012 mendatang dapat benar-benar terwujud sebagaimana harapan semua pihak.
Dengan demikian, Sail Takabonerate diharapkan menjadi pemicu sektor pariwisata sebagai salah satu lokomotif perekenonomian masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Dalam kaitan itu, support dan perhatian dari semua stekholder terkait tentu sangatlah  dibutuhkan, terutama pada tataran pembenahan, penyempurnaan, dan peningkatan infrastruktur dasar penunjang bangkitnya sektor kepariwisataan daerah.
Semisal, sarana perhubungan & telekomunikasi, termasuk aksesibilitas dari dan menuju Takabonerate, serta pemantapan fasilitas akomodasi, air bersih, listrik dan penginapan layak huni bagi para pengunjung.
Dan satu hal yang tak kalah pentingnya adalah edukasi, penyiapan masyarakat untuk menjadi masyarakat pariwisata yang seutuhnya, tandas mantan Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar ini, sembari berucap, Sucses Sail Takabonerate. (fadly)

Penemuan Dua Life Jacket Gegerkan Warga Nelayan Desa Majapahit

Bersamaan dengan mulai bertiupnya angin barat tahun 2011, masyarakat nelayan rumput laut di Desa Majapahit, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, kembali digegerkan dengan penemuan dua buah life jacket (pelampung baju, red) yang ditemukan terdampar di pesisir pantai Desa Majapahit pada hari, Selasa, (21/11) dua pekan kemarin.
Life jacket tersebut masing-masing berwarna orange dan merah. Namun karena kondisinya yang sudah sobek, life jacket berwarna orange langsung dibuang kembali ke laut.
Sedangkan, life jacket berwarna merah tetap diamankan Anjeng (76 tahun) warga masyarakat yang pertama kali menemukan life jacket tersebut. Awalnya Anjeng berpikir, untuk menggunakan life jacket temuannya untuk turun melaut.
Terlebih lagi, keadaan life jacket yang ditemukannya memang tergolong masih cukup layak pakai. Anjeng baru berubah pikiran, saat memperhatikan terdapat tulisan spidol berwarna hitam di balik life jacket yang menunjukkan identitas kapal.
Pada saat bersamaan, Anjeng langsung menghubungi nomor telefon selular salah satu wartawan media terbitan regional Sulsel kenalannya dan menginformasikan perihal barang temuannya itu.
Mendengar informasi yang disampaikan Anjeng via telefon selular, sang wartawanpun langsung meluncur ke lokasi penemuan life jacket untuk melakukan secara langsung terhadap identitas yang tercantum di bagian belakang life jacket dimaksud.
Dari hasil pengamatan di lapangan berhasil ditemukan bukti petunjuk berupa tulisan spidol snowman berwarna hitam bertuliskan : KE 5 P/F KM. 201 SUPT. ROOM. (fadly)
    

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger