Permainan longga’ dan berjalan dengan kaki tempurung, merupakan dua bentuk permainan tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan sejak ratusan tahun silam.
Kedua bentuk permainan tradisional ini mencapai puncak keemasannya pada era tahun 1980-an. Hingga pada akhirnya, permainan longga dan berjalan dengan kaki tempurung mulai pupus di masyarakat dan tergantikan oleh beragam permainan modern, semisal game, point blank, serta permainan berbentuk taruhan yang kerap diistilahkan dengan poker.
Empat permainan yang tumbuh dan berkembang, seiring dengan masuknya zaman computerisasi di era modern saat ini. Permainan longga dan berjalalan dengan kaki tempurung sendiri, baru kembali muncul di masyarakat menjelang akhir tahun 2011, tepatnya, pada medio bulan November.
Kedua permainan tradisional ini pertama kali dimasyarakatkan kembali oleh beberapa orang bocah, di Dusun Limbo, Desa Batu Bingkung, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menyambut tumbuh dan berkembangnya kembali permainan longga dan berjalan dengan kaki tempurung di tengah-tengah masyarakat Desa Batu Bingkung, Camat Pasimarannu, Andi Abdurrahman, SE, M.Si berharap, “kedua bentuk permainan tradisional ini dapat terus dilestarikan di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Pasimarannu dari waktu ke waktu”.
Terutama, dalam rangka mendukung dan menyukseskan terwujudnya Kecamatan Pasimarannu sebagai daerah tujuan wisata terdepan di belahan Kawasan Timur Indonesia.
Rahman berharap, permainan longga dan berjalan dengan menggunakan kaki tempurung, dapat menjadi wahana pelengkap keanekaragaman budaya leluhur di Kecamatan Pasimarannu.
Meski sebelumnya, permainan ini adalah dua bentuk permainan tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di bagian utara Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar, tepatnya di Kecamatan Bontomate’ne, kenangnya.
Dikatakannya, masyarakat Kecamatan Pasimarannu patut berbangga dengan kekayaan potensi alam wisata bahari, sejarah, maupun keanekaragaman budaya yang terdapat di wilayahnya.
Pasalnya, asset ini adalah merupakan modal besar yang sangat potensial untuk ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui program pembangunan investasi kepariwisataan. (fadly syarif)